Melihat Langsung Kontribusi PT Vale; Sehatkan Alam, Berdayakan Masyarakat
SOROWAKO, TEKAPE.co – Keberadaan PT Vale Indonesia Tbk selama 54 tahun di wilayah Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulsel, sudah banyak memberikan kontribusi nyata terhadap alam dan kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang bermukim di lingkar tambang. Mulai dari pendampingan pertanian organik, peternakan, hingga panti sehat.
Laporan: Riska ‘Rindu’ Baranti
*Wartawan Tekape.co, melaporkan langsung dari PT Vale Indonesia Blok Sorowako
PAGI itu, Sabtu 17 Desember 2022, hujan rintik membasahi tanah sekitar Danau Matano. Udara terasa dingin. Sekira pukul 05.30 Wita, kami beranjak bergabung bersama rombongan untuk menikmati sarapan pagi yang telah disiapkan PT Vale Indonesia.
30 orang wartawan dari berbagai media massa, mulai dari media lokal, regional, nasional, hingga internasional diundang khusus untuk berkunjung ke area pertambangan PT Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur.
Tujuan undangan bertajuk media visit itu, untuk melihat langsung praktek pertambangan berkelanjutan yang telah dipraktekkan PT Vale selama lebih dari setengah abad mengeksplorasi alam Luwu Timur.
Kunjungan itu berlangsung mulai 16 hingga 21 Desember 2022. Hari pertama, jadwalnya berkunjung melihat langsung bagaimana PT Vale melakukan pendampingan pemberdayaan masyarakat lingkar tambang.
Sekira pukul 07.40 Wita, kami berangkat dijemput bus, menuju beberapa lokasi pemberdayaan masyarakat binaan PT Vale. Setelah menempuh perjalanan sekira 30 menit, bus kami singgah lalu menukar mobil sebentar, dan kembali melanjutkan perjalanan.
Setelah menempuh jarak waktu lebih sejam dari penginapan, kami tiba di kebun kelompok Karunsie Urako Lestari, di Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda. Kami tiba sekira pukul 08.43 wita. Di lokasi pemberdayaan itu, kami diperkenalkan tanaman organik, seperti sayur, padi, dan juga ikan, yang dirawat dengan pola organik.
Ketua Tim Wanita (KTW) Kelompok Karunsie Urako Lestari, Alfrida Podandi, menjelaskan, bersama anggota kelompok lainnya, PT Vale memberikan pendampingan khusus untuk penerapan pola organik.
Selain sebagai pola hidup sehat, nilai jualnya juga lebih tinggi dibanding beras non organik. Soal kualitas, juga lebih bagus.
“Kita bisa panen tiap tiga bulan atau dua kali dalam setahun. Soal nilai jualnya, kalau beras organik harganya Rp17.000 perkilo. Sementara non organik hanya Rp10.000,” jelas Alfrida.
Alfrida mengaku, pendampingan PT Vale dilakukan mulai dari penyiapan sarana pertanian, tempat pembuatan pupuk kompos, hingga menyiapkan konsultan atau penyuluh pendamping dari lembaga Aleksa Organik.
Alfrida menjelaskan, mereka dibimbing PT Vale, melalui Aleksa untuk membuat pupuk kompos dari bahan alami yang tidak mengandung zat kimia, sehingga hasil produksinya jauh lebih sehat dan meningkat jika dibandingkan dengan padi yang menggunakan zat kimia.
“Yang terpenting adalah beras organik ini dijamin sehat,” ujarnya.
Usai melihat tanaman organik, kami mengunjungi kelompok Pemuda Woliko, di Desa Watompi Kecamatan Towuti. Pukul 10.54 wita, kami tiba di peternakan.
Di lokasi itu, tampak kandang, dan ratusan ayam. Sedikitnya 500 ekor anak ayam disalurkan ke kelompok pemuda Woliku di Desa Matompi, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur.
Sulaiman, sebagai penanggungjawab peternakan, mengaku mulai menekuni dunia peternakan ayam sejak 2019. Namun pada 2021, mulai beralih dari peternak ayam non organik ke peternak ayam organik.
Menurut Sulaiman, ayam organik selain lebih produktif juga lebih hemat.
“Vitaminnya menggunakan jamu yang diracik dengan bahan-bahan alami, seperti kencur, jahe, kunyit, temulawak, dan lainnya. Sehingga ayam sehat dan tidak mengeluarkan bau yang menyengat,” terangnya.
Sementara untuk desinfektannya, juga terbuat dari bahan alami. Sama sekali tidak menggunakan dana, bahannya bisa didapat dengan gratis, sehingga lebih hemat.
“Kami sangat bersyukur sudah diberikan bantuan seperti ini dari PT Vale. Alhamdulillah, saya bisa mengembangkan usaha ini bersama teman-teman,” pungkasnya.
Tidak jauh dari lokasi peternakan itu, kami juga mengunjungi tanaman Hidroponik yang dikelola kelompok pemuda binaan PT Vale.
Setelah itu, sekira pukul 12.41 wita, kami makan siang di salah satu rumah makan, lalu melaksanakan salat zuhur di masjid.
Sekira pukul 13.52 wita, kami melanjutkan kunjungan di Panti Sehat Hipho. Di tempat itu, tampak ramuan herbal, minuman kebugaran/jamu, pijat refleksi, dan pijat tradisional. Juga diperlihatkan tempat meracik obat herbal.
“Panti Sehat Hipho bertujuan bagaimana memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, mengedukasi cara pemakaian, jangan sampai over dosis. Juga mengekspresikan bakat dan minat para peracik herbal rumahan, memudahkan masyarakat dengan harga obat herbal yang terjangkau,” jelas Head of Communication PT Vale Indonesia Tbk, Bayu Aji.
Panti Sehat Hipho hingga saat ini sudah membuat sedikitnya 50 jenis produk yang memiliki banyak fungsi dan mengatasi penyakit seperti Jantung, Hipertensi, Diabetes, dan lainnya.
Panti ini berdiri pada Juni 2022 lalu, dan segera launching setelah prasarana selesai dikerjakan.
Peran PT Vale menfasilitasi pelatihan, pembimbingan, dan melengkapi sarana dan prasarana Panti Sehat Hipho.
Tak jauh dari lokasi Panti Sehat Hipho, terdapat juga Galery Kareso Anatowa, di Desa Megani, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur.
Di galery itu, dipamerkan produk UMKM dari empat Kecamatan binaan PT Vale, yakni Malili, Towuti, Nuha, dan Wasuponda.
Galery Kareso Anatowa merupakan pusat oleh-oleh di Luwu Timur. Galery ini merupakan Badan Usaha milik Desa Bersama (Bundesma)
Di Galery Kareso Anatowa, sedikitnya 58 dan ratusan jenis produk UMKM binaan PT Vale.
PT Vale berkontribusi dalam hal bantuan bimbingan pemasaran dan pembangunan fasilitas.
Setelah kami melihat-lihat, kami pamit. Galery Kareso Anatowa memberikan kami paket berisi oleh-oleh. Kami kemudian berfoto bersama, lalu pamit pulang. Sekira pukul 15.30 kami kembali ke penginapan untuk istirahat. (rindu)
Tinggalkan Balasan