Marwah Kedatuan Luwu Mulai Memudar, Pemangku Adat Harus Bersatu
PALOPO, TEKAPE.co – Kedatuan Luwu kerap hanya ‘diingat’ saat ada perhelatan Pilkada atau Pemilu.
Jelang pesta demokrasi itu, biasanya Kedatuan Luwu kedatangan tokoh-tokoh politik untuk meraih simpati masyarakat adat.
Namun pasca perhelatan politik, kepentingan adat tak lagi mendapat perhatian. Hal itu dapat dilihat dari kondisi istana kedatuan dan cagar budaya yang tak terawat.
Melihat kurangnya perhatian kepada masyarakat adat pasca momen politik, Pemegang Mandat Adat Pancai Pao, Abidin Arief SH, mengatakan, salah satu penyebabnya sehingga kurang perhatian adalah karena memudarnya marwah kedatuan.
Agar marwah itu kembali bersinar, pemegang mandat adat Pancai Pao berharap agar para pemangku adat yang ada di Tana Luwu ini bersatu dalam mengembalikan marwah Kedatuan Luwu.
Selain itu, dalam kalangan masyarakat adat di Tana Luwu, sepertinya ada pihak yang ingin menodai, dengan tidak mengakui Kedatuan Luwu sebagai bagian dari mereka.
Ia menyampaikan, Kedatuan Luwu harus diperhatikan. Sebab Kedatuan Luwu adalah jati diri wija to Luwu. Sejarah mencatat, Kedatuan Luwu adalah satu-satunya kerajaan yang ada di Tana Luwu.
“Saya sebagai pemegang mandat adat Pancai Pao, atas nama adat Pancai Pao, kami selalu berkomitmen untuk menjaga marwah Kedatuan Luwu. Sebab itu, salah satu pesan leluhur yang dititipkan kepada kami sebagai anak cucu Andi Patimanjawari alias Petta Pao,” tegasnya.
Abidin juga menjelaskan dirinya akan mencari moment yang tepat untuk duduk bersama Datu Luwu, dengan para pemerhati dan pemangku adat yang ada di Tana Luwu, dalam membicarakan banyak hal terkait marwah Kedatauan Luwu.
Ia mengajak semua pihak, sebagai wija to Luwu untuk bersama-sama menjaga dan memperkuat Kedatuan Luwu, sebagai simbol atau jati diri putra putri Luwu dimanapun berada. Jangan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan politik semata. (*)
Tinggalkan Balasan