Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Mahasiswa KKN-T Unhas Kembangkan Budidaya Maggot di Parepare, Ubah Sampah Organik Jadi Sumber Ekonomi

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) di Kelurahan Lakessi, Parepare. (ist)

PAREPARE, TEKAPE.co Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) menghadirkan inovasi pengolahan sampah organik di Kelurahan Lakessi, Kecamatan Soreang, melalui budidaya larva Black Soldier Fly (BSF) atau maggot.

Program ini memanfaatkan limbah pasar menjadi pakan ternak bernilai jual.

Kegiatan yang berlangsung 4 Juli hingga 12 Agustus 2025 ini dibimbing oleh Dr Eng Ir Purwanto ST MT, PhD, dan didukung CSR PT Pertamina Patra Niaga FT Parepare.

Inisiatif ini muncul dari data SIPSN KLHK 2023 yang mencatat, dari 79,33 ton sampah harian Kota Parepare, 51,4% adalah sampah organik, namun mayoritas masih dibuang ke TPA tanpa pengolahan.

“Kami ingin mengubah sisa sayur, buah, dan makanan yang biasanya terbuang menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomi,” ujar Andi Ahmad Fa’il Fudhyal, Koordinator KKN Kelurahan Lakessi, Jumat (15/8/2025).

Proses budidaya dilakukan dengan fasilitas kandang BSF, mesin pencacah, dan wadah pemeliharaan.

Tim KKN memulai kegiatan dengan observasi di Bank Sampah Lakessi, berkoordinasi dengan pihak kelurahan, lalu mengadakan bibit 5 kg maggot dewasa sebagai starter.

Menurut Fa’il, pemisahan fase larva dan prepupa menjadi kunci keberhasilan, karena kebutuhan pakan yang berbeda.

Mereka juga melakukan pembersihan kandang rutin dan penyediaan media bertelur untuk lalat BSF.

Lurah Lakessi, Muh Fadel S.STP, mengapresiasi inisiatif ini. “Selain mengurangi sampah pasar, program ini punya peluang menambah penghasilan warga,” ujarnya.

Sejauh ini, program telah mengolah 15 kg sampah organik pasar.

Dampaknya mulai dirasakan warga, termasuk Tahir, pedagang pasar.

“Kalau warga banyak yang ikut, sampah berkurang dan hasilnya bisa dijual,” katanya.

Sebagai tindak lanjut, mahasiswa KKN merekomendasikan pelatihan rutin agar warga bisa mengelola sampah organik secara mandiri.

“Harapannya, program ini tetap berjalan meski KKN sudah selesai,” tutup Fa’il. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini