Kisah Pilu Kakek 38 Tahun Menghilang, Sempat ke Malaysia Hingga Terdampar di Tarakan
PALOPO, TEKAPE.co – Kakek Sudding (70), warga Dusun Panilangkan, Desa Taba, Kecamatan Walenrang Timur, Kabupaten Luwu, menceritakan kisahnya selama menghilang tanpa kabar sejak 38 tahun silam.
Kisah itu diceritakannya sebelum kembali ke kampung halamannya, saat ditemui di Makodim 1403 Sawerigading, Kota Palopo, Rabu 2 Mei 2018, pagi.
Sudding menceritakan, selama 38 tahun, dirinya terlunta-lunta di kampung orang. Sempat merantau ke Malaysia, hingga terdampar di Tarakan, Kalimantan Utara.
“Setelah cerai dengan istri, saya diajak orang merantau ke Malaysia. Orang itu menjanjikan saya pekerjaan dan gaji yang lumayan. Makanya, saya pergi meninggalkan kampung,” kata kakek Sudding.
Kakek Sudding berangkat bersama 79 orang lainnya. Hanya saja, setelah tiba di Kalimantan, hanya 30 orang saja yang diberangkatkan ke Malaysia.
“Kami yang 50 orang ditinggalkan. Akhirnya saya nekat ke Malaysia. Di Malaysia saya bekerja sebagai buruh di perusahaan kelapa sawit,” kenangnya.
Sayangnya, gaji yang diharapkan tidak sesuai. Hal itu membuat kakek Sudding berpindah-pindah tempat kerja. Pernah juga dia ditangkap oleh polisi Malaysia sebagai tenaga kerja ilegal.
“Saya tidak punya paspor, makanya ditangkap. Selama di Malaysia, tiga kali saya ditangkap, hingga akhirnya saya kembali ke Indonesia,” ucapnya.
Sekembali ke Indonesia, tak serta merta dia pulang kampung. Sebab uang yang dimiliki kakek Sudding hanya bisa sampai ke Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.
“Untuk bertahan hidup, saya bekerja sebagai buruh serabutan. Bekerja di tambak satu ke tambak yang lain,” bebernya.
Hingga suatu hari, dia mendapati lahan milik TNI AL. Kakek Sudding kemudian berinisiatif mengelolah lahan itu. Dia kemudian membuat gubuk dari bahan seadanya.
“Saya juga tanam singkong, nenas, jagung dan pisang untuk di makan. Biasanya, buah pisang kadang saya jual,” tutur kakek Sudding.
Selama 38 tahun itu, kakek Sudding mengaku tidak pernah membeli pakaian. Untungnya, selama itu dia juga jarang sakit. “Kalau sakit, paling-paling sakit panas,” tambahnya.
Hingga akhirnya, dia ditemukan oleh Babinsa yang bertugas di Kodim Tarakan. Babinsa itu kemudian melaporkan ke dandim Tarakan. Selanjutnya menghubungi Dinas Sosial Tarakan.
Nah, disitulah, pihak Dinsos Tarakan akhirnya mau mengantar kakek Sudding ke Palopo.
BACA JUGA:
Menghilang Sejak 1980, Kakek di Luwu Ini Akhirnya Dipertemukan Keluarganya
“Kami meninggalkan Kota Tarakan tanggal 29 April 2018, menuju ke Palopo ini,” ujar Ardiansyah, staf Dinsos Tarakan, yang mengantar sang kakek Sudding hingga ke Palopo.
Tiba di Pare-Pare, tanggal 1 Mei 2018. Malamnya, mereka berangkat ke Palopo menumpangi mobil Avanza. Di Palopo, Ardiansyah dan kakek Sudding mendatangi Makodim 1403 Sawerigading, di Kota Palopo.
Berkat bantuan TNI-AD Kodim 1403 Sawerigading, Kodim Tarakan, Dinsos Tarakan dan Dinsos Palopo, kakek Sudding akhirnya bisa bertemu keluarga dan kembali ke kampung halamannya.
Dia dijemput oleh tiga orang keponakannya. Anak dari adiknya, Jamaluddin (65) warga Walenrang Timur.
“Bapak kami sering cerita, kalau dia punya saudara yang keberadaannya tidak diketahui,” kata Harbaiti, keponakan kakek Sudding.
Hingga akhirnya, ada telepon dari Kodim Palopo. “Pas dapat informasi itu, bapak kami sangat senang dan menyuruh kami cepat-cepat menjemput paman kami di Kodim,” tandasnya.
Dari keterangan Harbaiti dan dua saudaranya, diketahui bahwa mantan istri kakek Sudding sudah meninggal. Putrinya bernama Halija (41) saat ini berada di Paccerakang, Kabupaten Luwu. Dia hidup bersama suami dan anaknya. (rin)
Tinggalkan Balasan