Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Kedatuan Luwu Anugerahkan Gelar Adat ‘Palindrungi’ Bagi Soni Sumarsono

Soni Sumarsono saat tiba di Istana Kedatuan Luwu, untuk menerima gelar adat. -hms-

PALOPO, TEKAPE.co – Kedatuan Luwu menganugerahkan gelar adat kepada Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Dr Soni Sumarsono, di Istana Datu Luwu Kota Palopo, Senin 9 Juli 2018, sore hingga malam.

Pemberian gelar adat ‘To Palindrungi’ oleh Kedatuan Luwu melalui prosesi adat yang dipimin Makole Baebunta, Hj Andi Masita Kampasu, dengan memasangkan ‘sigerra’ atau Mahkota kepada Pj Gubernur Sulsel, yang dilanjutkan pemberian ‘Tappi’ atau Keris Kerajaan.

Pj Gubernur Sulsel disambut dengan tarian. Prosesi tersebut dimulai dengan penyambutan tenda Keemasan ‘Ripasessu Ri Manrawe,’ melewati 9 batang bambu berwarna-warni.

Kemudian prosesi ‘Ripabissa aje‘ atau membasuh kaki ‘ri Pasitengkereng Lawolo‘ atau dialog sakral Bahasa Bissu. Kemudian ‘Ripallejja Tana Menroja‘ dengan memoles kaki dengan tanah. ‘Ripattuddu Umpa Sikati’ dengan menghentakkan kaki di periuk tanah.

Prosesi selanjutnya, ‘Ri Wata Lawolo.‘ Soni dituntun dengan ‘Lawolo.’ Lalu gelang keemasan ‘Riampori Wenno Ulaweng‘ atau dihamburkan beras keemasan.

Soni lalu mengelilingi singgasana atau ‘Ripallibu ri Lamming Pulaweng.’ Kemudian ‘Ripallejja Lebba Janna‘ atau menginjak lempengan emas, perak dan kuningan.

Prosesi adat selanjutnya, ‘Ripatudang ri lamming,’ Soni didudukkan di singgasana. Lalu ‘Ripakkuru Sumange,‘ dengan memanjatkan doa agar tetap semangat, mata batin, nurani dan sukmanya, dan kemudian Soni didudukkan di tikar agung atau ‘Ripatudang ri tappere boddong.

Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan gelar adat Kedatuan Luwu kepada Pj Gubernur Sulawesi Selatan Soni Sumarsono, oleh Datu Luwu H La Maradang Mackulau Opu To Bau.

Prosesi adat itu turut dihadiri Pj Walikota Palopo Andi Arwien beserta istri, Sekretaris Daerah Kota Palopo H Jamaluddin beserta istri, Asisten 1 Bidang Tata Pemerintahan Burhan Nurdin, Kadis Perhubungan, Kepala Dinas Perumahan dan permukiman Nasrul ST, Kepala Bappeda, Firmanzah, Kepala Dinas Pariwisata Andi Enceng, Kapolres AKB Taswin, Kepala Dinas Sosial, M Tahir, Kabag Humas Setda Kota Palopo Eka Sukmawati, dan Para Muspida Kota Palopo.

Pj Gubernur Sulawesi Selatan, Soni Sumarsono, dalam sambutannya, menyampaikan, ini bukan gelar semata, tetapi di dalamnya bermakna sebagai insan pelindung dan pengayom negeri.

“Dengan diberikan gelar adat yang sangat membanggakan ini, ‘To Palindrungi’ yang bermakna sebagai pelindung dan pengayom, khususnya untuk saya, ini menjadi sebuah bagian yang harus disyukuri,” ungkapnya.

Soni Sumarsono, berjanji akan menjaga gelar adat ini. Dirinya akan senantiasa ikut serta bertanggung jawab dalam menjaga harkat martabat Tana Luwu.

“Saya berkomitmen menjaga kapanpun dan dimanapun. Dulu saya mengenal Luwu, namun lewat lembaran saja. Tetapi sekarang saya sudah mengemban amanah dari Luwu. Sebagai manusia, dimanapun juga dengan gelar baru ini, bisa menjadi pemimpin yang bisa mengayomi dan melindungi,” tandasnya.

Sementara itu, Pj Wali Kota Palopo, Andi Arwien Azis SSTP, mengatakan, selama kepemimpinan DR Soni Sumarsono, dalam beberapa bulan terakhir di daerah yang tercinta ini, telah menunjukkan kebaikan yang bermanfaat.

“Berkat peran, pemikiran dan kepiawaian beliau memimpin daerah Sulawesi Selatan dalam masa transisi kepemimpinan melalui pelaksanaan pemilukada 2018, telah berjalan lancar aman dan terkendali. Bahkan, sejumlah kabupaten/ kota di Sulawesi Selatan yang tadinya masuk dalam zona merah, secara perlahan dan pasti berubah menjadi zona hijau,” katanya.

Bukan di Sulawesi Selatan saja, di sejumlah daerah yang pernah dipimpin, seperti DKI Jakarta dan Sulawesi Utara, yang berpotensi mengalami gesekan horizontal, terbukti dapat diatasi dengan pendekatan humanis.

Berdasarkan pengalaman kepemimpinan itulah, maka gelar ‘To Palindrungi’ yang disematkan sangatlah tepat, karena kepemimpinannya telah mampu memberi rasa pengayoman dan perlindungan terhadap masyarakat, daerah dan negeri ini.

“Pemberian gelar itu, diharapkan dapat menstimulasi kami selaku penjabat Wali Kota Palopo untuk melakukan dan bersikap serupa, yakni menjadi pemimpin tanpa pilih kasih dan senantiasa mampu hadir di tengah-tengah masyarakat untuk menjadi bagian utuh dari warga Kota Palopo,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Arwien juga menyampaikan tekadnya untuk bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat Tana Luwu, untuk berjuang menegakkan marwah kedatuan Luwu secara umum, menjadi kerajaan yang tetap disegani, dihormati dan dibanggakan oleh siapa saja.

Pemerintah Kota Palopo akan tetap menjaga sinergitas yang baik dengan kedatuan Luwu, khususnya dalam rangka memajukan nuansa kebudayaan Tana Luwu sebagai salah satu kekayaan yang tak ternilai harganya.

“Kami juga berharap agar pemerintah provinsi Sulawesi Selatan, dapat berkenan membantu dan mendukung kesukesan pelaksanaan Festival Keraton Nasional (FKN) yang akan dipusatkan di Kedatuan Luwu pada tahun 2019 mendatang,” harapnya. (hms)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini