Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Kasus Dugaan Pelecehan Dosen UIN Palopo, Satgas PPKS Dinilai Mandul

Putra, mahasiswa UIN Palopo, saat menyampaikan kritik terhadap penanganan kasus dugaan pelecehan dosen. (ist)

PALOPO, TEKAPE.co – Universitas Islam Negeri (UIN) Palopo menjadi sorotan setelah mencuat dugaan pelecehan seksual oleh seorang dosen berinisial TT.

Oknm dosen dituding mengirim foto tak senonoh kepada salah satu mahasiswanya melalui pesan singkat.

Kasus ini memicu desakan dari mahasiswa agar pihak kampus bertindak tegas dan transparan.

BACA JUGA: Rektor UIN Palopo Klaim Tidak Ada Korban, Kasus Dugaan Pelecehan Dosen Tuai Kontroversi

Rektor UIN Palopo, Abbas Langaji menyatakan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) telah memulai investigasi.

Namun hingga kini belum ada korban yang resmi melapor untuk dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

“Kami sedang melakukan pendekatan persuasif ke salah satu yang diduga korban agar bersedia memberikan keterangan,” kata Abbas kapada wartaan, Jumat (27/9/2025).

Ia menegaskan penyelidikan akan dilakukan profesional. Abbas juga mengajak mahasiswa yang merasa menjadi korban untuk berani melapor demi mengungkap kasus ini secara utuh.

“Tidak ada toleransi terhadap pelaku asusila di lingkungan Kementerian Agama,” ujarnya.

Kritik Mahasiswa

Pernyataan rektor tersebut justru menuai kritik dari mahasiswa. Putra, salah satu mahasiswa UIN Palopo, menyebut penanganan kasus ini lamban dan terkesan defensif.

Ia menyoroti pernyataan pimpinan kampus yang menyebut kasus dugaan pelecehan ini sudah terjadi sejak setahun lalu, namun baru mencuat ke publik setelah ramai di media sosial.

“Ini hal yang paling lucu sekaligus menggelikan. Bagaimana mungkin kebusukan seorang oknum dosen LGBT dengan jabatan strategis baru terungkap sekian lama,” kata Putra, Sabtu (28/9/2025).

Putra juga membandingkan dengan kasus penipuan beasiswa PIP bodong oleh seorang petugas kebersihan yang langsung dipecat hanya bermodal bukti percakapan WhatsApp.

“Hal yang sama juga ada buktinya di kasus pelecehan ini, tapi respon kampus sangat berbeda. Kami heran seheran-herannya,” ujarnya.

Lebih jauh, ia menuding pimpinan kampus berusaha menutupi kasus dengan menyatakan korban tidak merasa dilecehkan.

“Padahal korban mengaku sebaliknya. Kami melihat kampus melakukan pembelaan demi nama baik,” katanya.

Satgas PPKS Dinilai Mandul

Putra juga menyoroti kinerja Satgas PPKS UIN Palopo yang dianggap tidak berjalan efektif.

Menurutnya, berbagai laporan pelecehan seksual sebelumnya tidak pernah menemukan titik terang, sementara sanksi yang dijatuhkan kepada pelaku tidak memberi efek jera.

“Kami melihat ada relasi kuasa yang bermain dalam kasus ini,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini