Kapolres Tegaskan tak Ada Penculikan Anak di Morowali, Ini Kronologis Sampai Viral di Medsos
BUNGKU, TEKAPE.co – Kapolres Morowali, AKBP Bayu Indra Wiguno SH S.IK, M.IK, menanggapi isu dugaan penculikan anak di Morowali, yang sempat viral di medsos dan meresahkan masyarakat.
Kapolres menegaskan, jika apa yang ramai di media sosial soal penculikan anak, sebenarnya tidak terjadi.
Pekan ini, Morowali memang dihebohkan dengan berita adanya dugaan penculikan anak di bawah umur, yang terjadi di Desa Bahomale, Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten, Morowali.
Namun kenyataannya, berita yang sempat viral dan membuat masyarakat resah itu tidak terjadi.
Hal itu ditegaskan Kapolres Morowali AKBP Bayu Indra Wiguno, saat mengelar konferensi Pers di Kantor Polres Morowali, Komplek Perkantoran Fonuasingko, Desa Bente Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, Jumat 23
24 Januari 2020.
Mendampingi Kapolres dalam konferensi pers tersebut, Wakapolres Morowali Kompol H. Amir, Kapolsek Bungku Tengah AKP Rapar, Kabid Pemberdayaan masyarakat Desa Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Samsiar, Staf Kantor Camat Bungku Tengah Arman, anggota Polres Morowali dan kedua orang tua korban serta kedua anak yang dikabarkan menjadi korban dugaan penculikan di Desa Bahomoleo Kecamatan Bungku Tengah.
”Berita adanya penculikan anak di bawah umur adalah tidak benar dan tidak terbukti. Untuk itu, pada kesempatan kali ini kami menegaskan jika itu tidak benar. Hasil penyelidikan kami, kasus adanya dugaan penculikan anak yang terjadi di Desa Bahomoleo, 17 Januari 2020 lalu, sebenarnya tidak terjadi,” kata Bayu Indra Wiguno.
Bayu menjelaskan, kejadian itu berawal saat kedua anak, IS (13) dan HJ (10), dilaporkan diculik oleh 4 orang yang tidak dikenal dengan menggunakan kendaraan yang diduga minibus Avanza warna putih.
Kemudian korban dilaporkan sempat meronta, sehingga akhirnya bisa meloloskan diri.
Dari 4 orang tersebut, kemudian bisa kembali ke rumah dengan selamat.
”Kemudian kami dari Polres dan juga dibantu oleh dari polsek Bungku Tengah melakukan penyelidikan mendalam, terkait dengan peristiwa tersebut, kami
menelusuri satu demi satu kejadian – kejadian yang dilaporkan, termasuk ada sekitar 7 orang saksi yang sudah diperiksa yang pada akhirnya mencapai titik terang atas peristiwa tersebut,” terang Kapolres.
Bayu menegaskan, bahwa apa yang dilaporkan, soal percobaan penculikan anak ternyata tidak terbukti.
Tidak terbuktinya, terang dia, adalah hasil penelitian yang ternyata kedua anak tersebut keluar dari rumah.
Kedua anak tersebut bersembunyi di semak-semak dekat rumahnya, karena takut tidak bisa mengikuti pelajaran mengaji karena dianggapnya terlalu sulit.
”Akhirnya, guru ngajinya mencari karena sedang ada isu penculikan anak. Di situlah kemudian menjadi ramai di masyarakat, orang-orang atau warga sekitar juga ikut meramaikan bahwa ada terjadi penculikan terhadap kedua anak tersebut,” beber Bayu.
Akhirnya, ketika ramai dan semakin malam, sekitar pukul 20.00, adik-adik yang tadinya bersembunyi di semak-semak keluar melalui jalan dan bertemu
dengan pamannya.
Oleh pamanya tersebut, anak itu dibawa ke rumah dan ternyata sudah ramai bahwa mereka diduga sebagai korban dari aksi penculikan.
Bayu mengungkapkan, ini semua hanyalah kesalah pahaman, sebenarnya ini diawali dari ketakutan dari kedua anak tersebut, dan adanya rumor yang beredar sehingga makin memperparah.
”Mungkin kedua adik ini tidak ada niat untuk menyampaikan sebagai korban penculikan, tetapi karena dipicu oleh masyarakat yang sudah santer ketakutan adanya kasus penculikan anak, sehingga akhirnya mengikuti apa yang diinginkan oleh masyarakat, apa yang diinginkan oleh warga menjadilah kasus yang semakin ramai di media,” tuturnya.
Ia berharap, semoga ini bisa menjadi pelajaran buat kita semua dan kemarin 1 hari yang lalu kita juga merilis adanya orang yang kemudian mentransmisikan berita bohong, yang pada akhirnya dengan berat hati harus dilanjutkan ke proses pidana untuk hari ini.
Bayu menghimbau kepada masyarakat agar lebih jernih dalam menerima setiap informasi dan jangan mudah percaya berita-berita yang beredar yang belum tentu kebenarannya.
Kapolres Morowali mengatakan, hingga saat ini pihaknya berhasil membuktikan, bahwa wilayah Kabupaten Morowali aman dalam kasus penculikan anak.
“Imbauan kami kepada masyarakat, agar tetap berhati-hati dalam menggunakan sosial media, karena saat ini sudah ada dua orang yang diamankan karena penyebaran berita bohong tentang penculikan,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Morowali, Samsiar, mengatakan, pihaknya dari Dinas selalu melakukan sosialisasi tentang pencegahan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak di 9 Kecamatan, dan juga biasa menghadiri kegiatan kegiatan forum anak sebagai fasilitator.
”Kami mengimbau kepada orang tua, agar mereka memenuhi pemenuhan hak anak untuk diantar ke sekolahnya, sampai di depan sekolahnya, jangan dilepas begitu saja. Kemudian menjemput di sekolahnya sampai pulang. Begitu juga mengaji, jangan cuma disuruh pergi mengaji diantar sampai di tujuan. Kami mohon kerjasamanya kepada kedua orang tua yang ada di rumah untuk selalu memantau dan mengecek anaknya demi keselamatan anak kita,” pesan Samsiar.
Selaku orang tua korban Isk, juga menyampaikan permohonan maaf atas kejadian ini.
”Kami tidak mengetahui akan kejadian ini nanti ada laporanya dari anak saya tidak mengetahui kejadian sebenarnya. Jadi kami tidak ada kesengajaan atas
kejadian ini, atas kejadian yang dilakukan oleh anak saya dengan pihak lain, saya meminta maaf kepada masyarakat Morowali,” ucap Isk. (Fuad)
Tinggalkan Balasan