Industri Pengolahan di IMIP Terapkan Teknologi Recovery Kurangi Emisi dan Efisienkan Produksi
MOROWALI, TEKAPE.co – Pertumbuhan industri pengolahan di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, terus menunjukkan tren positif.
Seiring peningkatan produksi bahan baku sektor manufaktur, sejumlah perusahaan di kawasan tersebut menerapkan prinsip efisiensi dan ramah lingkungan melalui sistem recovery atau pemanfaatan kembali material sisa produksi.
Dua di antaranya ialah PT Hua Chin Aluminium Indonesia (HCAI) yang memproduksi aluminium, dan PT Risun Wei Shan Indonesia yang menghasilkan kokas.
Keduanya merintis sistem produksi yang terintegrasi dengan teknologi pemulihan limbah untuk menekan dampak lingkungan sekaligus meningkatkan efisiensi biaya.
Teknologi Pemurnian Gas Buang di PT HCAI
Supervisor Pemurnian PT HCAI, Liu Hong, menjelaskan proses produksi aluminium di perusahaannya menggunakan bahan baku bubuk alumina (aluminium oksida/Al₂O₃).
Dalam tahap peleburan, proses ini menghasilkan energi panas dan emisi gas buang yang mengandung senyawa hidrogen fluorida (HF).
Alih-alih dilepas langsung ke udara, emisi tersebut diproses terlebih dahulu melalui teknologi pemurnian dry-scrubbing.
“Emisi gas buang tidak langsung dibuang lewat cerobong karena masih mengandung senyawa HF yang dapat dimanfaatkan kembali dalam proses produksi,” ujar Bayu Yuda Andika, Supervisor Environmental PT HCAI, Senin (13/10/2025).
Melalui sistem recovery ini, perusahaan dapat memulihkan energi panas serta senyawa HF untuk digunakan kembali.
Hasilnya, kadar polutan pada emisi berkurang signifikan. Menurut Bayu, kadar HF di udara pasca pemurnian tercatat kurang dari 0,6 mg/Nm³, dan kadar debu di bawah 3 mg/Nm³.
Selain ramah lingkungan, sistem ini juga menekan biaya material.
“Tanpa proses recovery, biaya pembelian aluminium florida bisa mencapai dua kali lipat dari pengeluaran sekarang,” katanya.
PT HCAI mencatat penghematan sekitar Rp32,3 miliar per tahun untuk pasokan 4.204,9 ton aluminium florida.
PT Risun Optimalkan Gas Sisa Produksi Kokas
Langkah serupa diterapkan PT Risun Wei Shan Indonesia melalui pemurnian gas sintetis coke oven gas (COG), hasil samping dari produksi kokas.
Wakil Foreman Environmental HSE PT Risun, Eng Han, menjelaskan proses pemurnian COG bertujuan memulihkan senyawa-senyawa bernilai guna seperti coal tar, sulfur, amonium sulfat, dan benzena mentah.
Produk hasil pemurnian sebagian diolah menjadi bahan baku industri lain dan berpotensi diekspor setelah kebutuhan domestik terpenuhi.
“Saat ini ada sekitar sepuluh perusahaan di kawasan IMIP yang memanfaatkan COG hasil pemurnian PT Risun,” ujar Li Jialei, Manajer Emergency Response Management (ERM) PT Risun.
Melalui sistem sirkular tersebut, proses produksi kokas dan pemurnian gas sisa berlangsung terpadu, sehingga menekan biaya energi dan meningkatkan efisiensi produksi.
Dukung Penerapan Ekonomi Sirkular
Penerapan recovery oleh PT HCAI dan PT Risun menjadi contoh penerapan prinsip ekonomi sirkular di kawasan industri Morowali.
Strategi ini tidak hanya menekan emisi karbon, tetapi juga memperpanjang siklus penggunaan sumber daya, sejalan dengan standar Environmental, Social, and Governance (ESG) serta konsep pembangunan hijau yang dikembangkan IMIP.(*)
Tinggalkan Balasan