Evaluasi Program Aksi Stop Stunting di Palopo, Dinas Kesehatan Pastikan Intervensi Tepat Sasaran
PALOPO, TEKAPE.co – Dinas Kesehatan Palopo melaksanakan kegiatan evaluasi Program Aksi Stop Stunting (ASS) yang telah berjalan selama dua minggu di Kota Palopo.
Kegiatan ini dilaksanakan di dua wilayah prioritas stunting, yaitu Kelurahan Sendana dan Kelurahan Boting, sebagai bagian dari komitmen daerah dalam percepatan penurunan stunting.
Evaluasi ini melibatkan tim pakar dari Provinsi Sulawesi Selatan, termasuk perwakilan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dosen ahli gizi dari Universitas Hasanuddin, ahli gizi dari Politeknik Kesehatan Kemenkes, serta tenaga gizi dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palopo, Muh Irsan Anugrah, menegaskan pentingnya kegiatan evaluasi ini sebagai upaya meningkatkan efektivitas program.
“Kami di Dinas Kesehatan Palopo sangat berkomitmen untuk memastikan seluruh intervensi berjalan sesuai pedoman dan tepat sasaran. Evaluasi ini bukan hanya menilai pelaksanaan, tetapi juga menggali hambatan di lapangan, sehingga kita dapat segera melakukan perbaikan untuk hasil yang lebih optimal,” jelas Irsan.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, Sitti Rahmatia mengatakan, Program ASS merupakan bagian dari tindak lanjut arahan Gubernur Sulawesi Selatan.
“Program ini mencakup berbagai paket intervensi yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh setiap kabupaten/kota. Mulai dari edukasi hingga pemanfaatan sumber daya, semuanya harus diarahkan untuk kepentingan masyarakat,” jelasnya.
Paket intervensi dalam program ini meliputi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita selama 56 hari, PMT untuk ibu hamil selama 90 hari, Pemberian multivitamin tabur, Pemberian susu protein untuk ibu hamil, Formula PKMK bagi balita yang masuk kategori red flag (berisiko tinggi stunting)
Dalam kesempatan yang sama, Ketua TP PKK Kota Palopo, Megawati Akhmad, berharap kegiatan ini membawa manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya para ibu dan balita.
“Kami ingin rumah gizi menjadi tempat edukasi dan perubahan perilaku, bukan sekadar tempat pemberian makanan. Edukasi tentang makanan bergizi, pola makan sehat, hingga praktik cuci tangan yang benar harus terus digalakkan,” ujarnya. (*)



Tinggalkan Balasan