Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Direktorat Jendral Peternakan Kunjungi Luwu Utara Pantau Kegiatan Sinkronisasi IB

MASAMBA,TEKAPE.CO — Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Kabupaten Luwu Utara tidak main-main dalam menyukseskan program unggulan Upaya Khusus (Upsus) Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB) di Luwu Utara. Atas kerjasama Balai Besar Veteriner Maros, Disnak Keswan mengundang langsung Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI yang diwakili drh. Abdul Karnaen, untuk memantau langsung kegiatan Sinkronisasi IB di dua kecamatan, masing-masing Bone Bone dan Sukamaju, Rabu 25 Oktober 2017.

Menariknya, kegiatan Sinkronisasi IB ini juga dihadiri langsung tim Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, yang diwakili DR. Drh. Abdul Samik, M.Si. Kehadiran ahli Reproduksi Veteriner asal Surabaya ini atas undangan BBVet Maros sebagai lembaga rujukan Disnak Keswan Lutra yang bertugas mengawal dan membantu menyukseskan kegiatan Upsus SIWAB di Luwu Utara.

“Teman-teman dari pusat ini ikut memantau, sekaligus membantu kami menyelesaikan permasalahan yang ada di lapangan. Misalnya, ada sapi sudah di-IB, tapi hasilnya negatif. Nah, negatifnya kenapa, nanti mereka yang cari tahu kenapa hasilnya negatif. Jadi kehadiran mereka sangat membantu kami mecari solusi kenapa ada sapi bunting dan tidak bunting,” ujar Kadis Keswan Lutra Adriyani Ismail, saat ditemui di sela-sela acara.

Sementara itu, perwakilan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, drh. Abdul Karnaen, mengatakan, kehadirannya di Lutra dalam rangka membantu Disnak Keswan Lutra untuk meningkatkan raihan kinerja IB guna mendukung Upsus SIWAB di Lutra. Dia mengungkapkan, raihan kinerja IB di Lutra dari Januari – September sudah di atas 50%. Itu sudah cukup menggambarkan bahwa kinerja IB di Lutra cukup baik.

“Dari target 7.000 sapi bunting di 2017, sampai saat ini sudah terealisasi di atas 4.000-an. Jadi sudah di atas 50%,” ungkap Karnaen.

Nah, untuk mencapai target 7.000 yang tinggal kurang lebih dua bulan lagi, maka tidak ada jalan lain kecuali melakukan percepatan pencapaian target, yaitu dengan jalan sinkronisasi IB.

“Saya kira dengan jalan sinkronisasi IB, upaya pencapaian target bisa kita wujudkan. Sinkronisasi IB artinya semua sapi produktif dikumpulkan kemudian kita periksa. Dan di dalam pemeriksaan ini kita temukan ada sapi dalam kondisi bunting dan tidak bunting. Bunting normal dan bunting tidak normal. Tidak bunting normal, dan tidak bunting tidak normal,” terang Karnaen.

“Semua sapi kita periksa, kemudian yang tidak normal, kita beri obat dan suntikan hormon  dengan harapan setelah disuntikkan hormon, dua – tiga hari kemudian dia birahi. Nah, kalau sudah birahi langsung kita IB. Nah, ini yang kita namakan sinkronisasi IB,” ujarnya menambahkan. (LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini