Diduga Karena Terkendala BBM, Warga Keluhkan Sampah di Malili Sudah 10 Hari tak Diangkut
MALILI, TEKAPE.co – Warga Malili, ibukota Kabupaten Luwu Timur, mengeluhkan sampah yang tak pernah diangkut di sejumlah titik sejak 10 hari terakhir.
Alasannya, dari informasi yang dihimpun, armada pengangkut sampah terkendala bahan bakar minyak (BBM).
Dampaknya, sampah di sejumlah titik, seperti di pasar, dan area perumahan, membuat warga resah karena baunya yang menyengat.
“Sudah 10 hari, sampah tidak diangkut, seperti di pasar sudah berulat karena tidak pernah diambil. Baunya sangat mengganggu,” ujar warga Malili, Herawan, Kamis 13 Februari 2025.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Luwu Timur, Andi Makkaraka, yang dikonfirmasi via WhatsApp, Kamis siang, mengatakan pihaknya segera menindaklanjuti keluhan warga tersebut.
“Insya Allah segera saya perintahkan anggota kebersihan,” katanya.
Terkendala Proses Keuangan
Sementara itu, terkait kendala anggaran operasional pengangkutan sampah, Kadis LH Andi Makkaraka mengakui memang ada kendala, karena proses keuangan di awal tahun. Apalagi ini masa transisi, pergantian bupati.
“Ini awal tahun. Jadi masih proses keuangan. Mudah-mudahan segera selesai. Karena masih dalam proses di keuangan,” harapnya.
Ia menjelaskan, kendala keuangan memang selalu terjadi setiap awal tahun. Tapi selama ini, pihaknya menalangi anggaran operasional dengan utang atau uang pribadi. Nanti setelah proses keuangan di pemda selesai, barulah diganti.
“Tapi saat ini, karena masa transisi, jadi tidak ada yang berani meminjamkan uang untuk operasional. Karena takut setelah pergantian pimpinan, uangnya tidak diganti,” jelasnya.
Tiga Pekan Perjalanan Dinas
Soal sorotan tentang sudah tiga pekan tidak masuk kantor karena alasan perjalanan dinas, Andi Makkaraka mengaku ini dilakukan untuk kepentingan masyarakat juga.
Sebab dirinya pergi karena alasan yang jelas. Pertama, dia menghadiri kunjungan anggota DPD RI soal hilirisasi minerba di Makassar, kemudian pekan kedua mengikuti rapat soal rencana pembangunan smelter di Lampia, dan pekan ini tengah dijadwalkan koordinasi dengan Balai Besar Sungai Pompengan Jenne Berang di Makassar.
“Jadi saya perjalanan dinas karena untuk kepentingan masyarakat juga,” katanya. (*)
Tinggalkan Balasan