Dialog Kemuslimahan KAMMI IAIN Palopo, Perempuan Boleh Baper, Tapi yang Positif
PALOPO, TEKAPE.co – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat IAIN Palopo, Divisi Kemuslimahan, menggelar Dialog Kemuslimahan dengan Tema ‘Peran Muslimah Milenial Memgawal Perubahan’ Minggu, 22 April 2018, di Aula Kantor Camat Wara Utara Kota Palopo.
Dialog Kemuslimahan yang dibuka Koordinator Bidang Kemuslimahan KAMMI Daerah Luwu Raya, Surahma, dihadiri perwakilan peserta dari organisasi kemahasiswaan lainnya. Hadir sebagai narasumber dari Kohati HMI, Immawati IMM, Ahkwat MPM, dan Akhwat KAMMI.
Ketua Panitia, Sitti Anugrahwati S, mengatakan, tujuan dari kegiatan ini ialah mempererat ukhuwah dakwah di kalangan muslimah, menjadi wabah inspirasi sosial untuk saling berbagi ilmu dan pengetahuan antar organisasi kepemudaan bidang kemuslimahan.
“Melalui kegiatan ini, para muslimah yang ada di zaman milenial diharap mampu mengatasi masalah yang terjadi di kalangan ummat. Karena kebangkitan ummat itu dilihat dari kemampuan memberikan solusi tuntas atas masalahnya,” ujarnya.
Maka dari itu, ia berpesan, jadilah wanita yang sibuk memikirkan solusi ummat saat ini, sehingga tidak ada waktu untuk baper (bawa perasaan). “Baper boleh, tapi baper yang positif, misalnya baper karena ada teman yang khatam Alquran setiap pekan. Baper terhadap orang tua, baper terhadap yatim piatu dan dhuafa, bukan malah baper karena ada teman yang nikah,” harapnya.
Jadilah seperti khadijah binti khualid yang rela mengorbankan harta, waktu dan tenaganya demi tegaknya dinul haq, Islam. “Semoga kita semua diistiqomahkan oleh Allah SWT untuk tetap brada di jalan dakwah. Aamiin,” ujarnya.
Koordinator Bidang Kemuslimahan KAMMI Daerah Luwu Raya, Surahma, dalam sambutannya, mengatakan salah satu konsep barat yang kemudian menjadi penyebab runtuhnya suatu peradaban adalah dengan menghilangkan peran ibu, sehingga muslimah berperan penting dalam membangun peradaban. Sebab di era milineal saat ini, realitasnya secara umum, kehilangan jati diri dan perannya sebagai seorang muslimah.
Namun beberapa juga diantara Muslimah yang berpengaruh di dunia yang menyita perhatian publik dunia dengan menjadi pegiat sosial, pegiat Medsos, dan sebagainya.
“Sehingga dengan kita berharap bahwa akan semakin sering kedepannya diadakan dialog, diskusi ataupun seminar kemuslimhan ini sebagai langkah awal menyadarkan peran saudari kita muslimah, untuk mengawal peradaban demi kemaslahatan ummat,” katanya.
Ia menjelaskan, Aisyah Radiallahu’anha, istri Rasulullah SAW, bersabda, sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, karena mereka belajar agama dan tidak malu belajar Agama.(HR Buhkari).
Ketua KAMMI IAIN Palopo, Gilang Ramadhan, mengatakan Dialog kemuslimahan sangat bernilai positif bagi para muslimah, sebab kegiatan ini membahas bagaimana peran muslimah di era milineal ini yang tidak sekedar bersenang-senang dengan kesehariannya, tapi juga perlu adanya proses belajar untuk menjadi ibu generasi.
“Wanita berperan sebagai Ummul wa rabbatul bait (Ibu dan manejer rumah tangga) dan Ummu Ajyal (ibu generasi). Oleh karena itu, wanita adalah Sang madrasah peradaban (ummul madrasah),” katanya.
Ia berpesan, jika engkau belum mampu memperjuangkan Agama Allah secara kaffah, maka setidaknya perjuangkan dirimu agar sesuai syariat. (*)
Tinggalkan Balasan