Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Dialog Kebangsaan; Emas Gelorakan Politik Gagasan, HB Singgung Netralitas Penyelenggara

PALOPO, TEKAPE.co – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Veteran Palopo, menggelar Dialog Kebangsaan, dari kita untuk negeri, ‘Mewujudkan Pilkada yang Adil, Damai, dan Berkualitas,’ di Gedung SCC Palopo, Kamis 21 September 2017.

Dalam dialog yang dipandu Jaya, akademisi UNCP tersebut, hadir Ketua KPU Palopo Haedar Djidar, Ketua Panwaslu Palopo Syafruddin Djalal, Wakapolres Palopo Kompol Woro Susilo, dan dua bakal calon Wali Kota Palopo, Haidir Basir (HB) dan Edy Maiseng (Emas).

Haidir Basir, dalam dialog tersebut, menyinggung soal netralitas penyelenggara dalam event pesta demokrasi lima tahun lalu.

Ia menegaskan, meski peserta curang, tapi penyelenggara tetap netral, tidak akan begitu berpengaruh.

“Apa yang terjadi lima tahun lalu (Pilwalkot Palopo, red) itu karena ketidak konsistenan penyelenggara terhadap aturan yang dibuat,” tandasnya.

HB juga menegaskan, saat ini dirinya tidak ingin jatuh di lobang yang sama. Ia mengaku percaya, jika penyelenggara di Pilwalkot Palopo mendatang, benar-benar mampu menjaga netralitasnya.

Emas, dalam dialog tersebut menegaskan, dirinya menyatakan siap maju bertarung di Pilwalkot Palopo, karena ingin memberikan jadi salah satu penggerak gerakan politik gagasan, politik ide. Bukan siapa punya banyak uang. Sebab menurutnya, politik tak harusnya melulu soal uang.

“Saya lolos maju sebagai wali kota adalah persoalan ke-72. Yang terpenting bagi saya adalah bagaimana menjadi penggerak politik gagasan,” tandasnya.

Saat ini, lanjut dia, dirinya sudah membuktikan, jika untuk masuk nama sebagai salah satu bakal calon di partai hingga di pusat, tak perlu keluar banyak uang.

“Nama saya sudah ada di tiga partai besar di pusat. Itu semua tak memakai uang. Namun jika kemudian untuk diusung, jika saya ditanya soal uang miliaran, maka saya siap angkat tangan,” tandasnya.

Ia juga menyampaikan harapannya terhadap perguruan tinggi di Palopo. Semoga perguruan tinggi yang lain turut serta menjadi penggerak gerakan political education dan political morality, sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab intelektuliatas kampus di tengah-tengah masyarakat. (del)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini