Data dan Distribusi Logistik Dinilai Buruk, BPBD Lutra Disorot
MASAMBA, TEKAPE.co – Hingga hari kesembilan pasca bencana banjir bandang yang menerjang Kabupaten Luwu Utara, Rabu 22 Juli 2020, belum ada data mutakhir jumlah pengungsi, pendataan dan distribusi logistik dinilai masih amburadul, serta data relawan masih sangat minim.
Melihat kondisi itu, Direktur Macca Indonesia Foundation (MIND) Haeril Al Fajri, yang lima hari terakhir ini berada di lokasi bencana, menyorot kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara (Lutra).
Ia menilai, tidak adanya data dan buruknya managemen distribusi logistik dan relawan adalah sebagian kecil dari bentuk tidak mampunya BPBD menerapkan managemen bencana.
“BPBD ini tidak paham penerapan managamen kebencanaan. Mereka minim sekali data, sehingga distribusi di lapangan tidak maksimal,” tutur tokoh pemuda asal Desa Malangke ini.
Selain data yang menjadi hal sangat penting saat ini, Haeril juga mengungkapkan, hasil pendataannya bersama Tim di lapangan bahwa akan terjadi pengurangan relawan dalam jumlah besar menjelang iduladha.
“Saya dan tim sudah mendata di beberapa posko relawan, baik dapur umum, relawan logistik maupun rescue, mereka rata-rata akan meninggalkan lokasi bencana sejak Selasa kemarin, 22 Juli hingga 28 Juli. Artinya sebelum iduladha, banyak relawan yang akan cabut dari lokasi pengungsian. Pemerintah harus bisa mengantisipasi hal ini, karena masa tanggap darurat hingga 14 Agustus 2020,” ungkapnya.
Selain itu, menurut Haeril, pembersihan materil banjir bandang masih membutuhkan keterlibatan banyak relawan.
“Kita masih butuh banyak relawan, tapi kalau tidak ada data, mau buat apa? Kecuali jika mau kerja sendiri,” tandasnya. (rilis)
Tinggalkan Balasan