Cultural Exhibition UNCP 2025: Mahasiswa Bahasa Inggris Kenalkan Budaya Dunia Lewat Kuliner

PALOPO, TEKAPE.co – Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) kembali menunjukkan komitmennya dalam pembelajaran berbasis praktik melalui gelaran Cultural Exhibition 2025.

Acara ini merupakan bagian dari implementasi mata kuliah Cross Cultural Studies yang mengangkat tema “Menjelajah Budaya Dunia Lewat Cita Rasa Kuliner”.

Pameran budaya ini digelar pada Jumat, 18 Juli 2025, di pelataran Kampus 1 UNCP dan menyuguhkan kekayaan budaya dari empat negara, yaitu Indonesia, Jepang, Korea, dan Australia.

Masing-masing negara diwakili oleh kelompok mahasiswa yang menyajikan kuliner khas serta mempresentasikan makna budaya di balik setiap hidangan.

Beberapa menu andalan yang ditampilkan dalam pameran antara lain tteokbokki (Korea), sushi (Jepang), meat pie (Australia), serta aneka jajanan tradisional Indonesia seperti klepon, pisang ijo, dan onde-onde.

Para mahasiswa tidak hanya bertugas menyajikan makanan, tetapi juga memberikan penjelasan mendalam mengenai filosofi, sejarah, serta nilai budaya dari tiap sajian kepada pengunjung.

Kegiatan ini dibimbing langsung oleh dosen pengampu mata kuliah Cross Cultural Studies, Prof. Rusdiana Junaid, M.Hum., M.A., yang menekankan pentingnya pemahaman lintas budaya secara menyeluruh dan aplikatif.

“Melalui pameran ini, mahasiswa tidak hanya mempelajari budaya dari teks akademik, tetapi juga mengalaminya secara kontekstual. Ini adalah bentuk pembelajaran yang kreatif dan bermakna,” ungkap Prof. Rusdiana.

Dekorasi tematik yang sesuai dengan karakter masing-masing negara serta antusiasme pengunjung, baik dari sivitas akademika UNCP maupun masyarakat umum, turut menambah semarak acara.

Pameran ini berhasil menjadi media pembelajaran interaktif yang mendekatkan teori dan praktik dalam studi lintas budaya.

Dengan terselenggaranya Cultural Exhibition 2025, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris UNCP membuktikan konsistensinya dalam menciptakan inovasi pembelajaran yang relevan, inspiratif, dan berorientasi global.

Selain meningkatkan kompetensi akademik, kegiatan ini juga memperkuat soft skills mahasiswa, seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berpikir kritis dalam konteks multikultural.(*)