Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Bupati Aceh Timur Tanggapi Cepat Korban Serangan Buaya, Salurkan Bantuan dan Desak BKSDA Bertindak

Warga Gampong Lubok Pempeng, Kecamatan Peureulak yang menjadi korban diterkam buaya menerima bantuan dari Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky. (ist)

ACEH TIMUR, TEKAPE.co – Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, menunjukkan kepedulian mendalam terhadap musibah yang menimpa seorang warga Gampong Lubok Pempeng, Kecamatan Peureulak.

Korban bernama Iskandar bin Abdurrahman Saman (32), seorang petani asal Dusun Lubuk Indah, dilaporkan tewas setelah diterkam buaya saat mencari kerang air tawar (pempeng) di aliran Sungai Peureulak, pada Sabtu (21/6/2025).

Meski tengah mengikuti agenda retreat kepala daerah di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Bupati Al-Farlaky tetap mengambil langkah cepat dalam merespons insiden tersebut.

“Saya telah mengutus Kepala Dinas Sosial untuk menyerahkan bantuan masa panik kepada keluarga korban. Ini bentuk kepedulian dan solidaritas agar keluarga sedikit terbantu di tengah duka,” ujar Bupati Al-Farlaky.

Bantuan darurat yang disalurkan meliputi kebutuhan pokok seperti minyak goreng, telur, mi instan, serta santunan uang duka dari Bupati. Bantuan tersebut diantar langsung oleh Plt. Kepala Dinas Sosial Aceh Timur, Jamal, pada Minggu (22/6/2025), dan diterima oleh istri almarhum, Chairani.

Penyerahan bantuan turut disaksikan oleh Keuchik Gampong Lubok Pempeng dan perangkat desa, perwakilan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial, serta unsur pilar sosial seperti SDM PKH dan TKSK Kecamatan Peureulak.

Menanggapi meningkatnya keresahan warga akibat serangan buaya di Sungai Peureulak, Bupati Al-Farlaky meminta BKSDA Aceh segera turun tangan.

“Kami minta BKSDA segera mengambil langkah penanganan dan pencegahan, termasuk evakuasi satwa liar yang membahayakan keselamatan warga,” tegasnya.

Pemerintah Kabupaten Aceh Timur juga akan berkoordinasi dengan aparatur desa dan pihak terkait untuk melakukan pemetaan kawasan rawan konflik manusia dan satwa liar, serta meningkatkan edukasi keselamatan bagi masyarakat.

Bupati Al-Farlaky mengungkapkan bahwa aktivitas masyarakat, khususnya dalam mencari kerang hijau (pempeng), sumber penghidupan utama di wilayah tersebut—terganggu akibat keberadaan predator sungai tersebut.

“Krueng Peureulak dikenal sebagai kawasan kaya kerang air tawar. Kita ingin masyarakat bisa mencari nafkah dengan aman tanpa mengganggu habitat satwa. Di sinilah pentingnya peran aktif BKSDA,” ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada saat beraktivitas di sekitar sungai, mengingat lokasi tersebut merupakan habitat alami buaya.

“Keselamatan warga adalah prioritas. Kita tentu prihatin atas kejadian ini dan berharap tidak terulang kembali,” tutupnya. (M)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini