Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Bisnis ‘Lendir’ di Palopo (2), Bertarif Rp2 Juta Untuk 5 Jam, Janda Muda Itu Dipaksa Keadaan

PALOPO, TEKAPE.co – Tengah malam, mengarah lurus ke barat Palopo. Di salah satu hotel melati, muncul perempuan menyapa lembut.

Wajahnya cukup menggoda. Berambut panjang dicat merah maron, sebut saja Airrin (nama samaran). Usianya masih muda, baru 20 tahun. Tapi ia mengaku sudah menjanda. Kawin muda, di usia 18 tahun. Setelah melahirkan, ia ditinggal sang suami.

Untuk menghidupi putra tunggalnya, ia terpaksa harus melawan kerasnya hidup. Jalan satu-satunya ia harus bekerja.

Airrin bersedia ketemu dan berbincang panjang, setelah bertemu dan berbincang lewat chat di aplikasi yang banyak digunakan para penjaja seks komersial.

BACA JUGA:
Bisnis ‘Lendir’ di Palopo (1), Lebih Mudah Ditemukan di Aplikasi, Omset Hingga Rp5 Juta Semalam

Tak seperti Dara (nama samaran) yang menawarkan jasa pijat, Airin standby di hotel dan diatur jadwalnya oleh orang yang disebutnya ‘manager’.

“Tunggu tamu di hotel-ji. Jadi kalau ‘menejer’ saya sampaikan, ada tamu, baru saya ketemu dengan tamu saya,” bebernya.

Ia mengaku, manejer itulah yang mengatur jadwal, lokasi, hingga transaksi dari para pria hidung belang yang ingin mendapatkan layanan khusus.

“Jadi kalau kita mau BO (istilah booking, red) kita hubungi saja menejerku, kalau sudah dibayar, bisa langsung jemput saya. Terserah mau main di hotel ini, atau mau dibawa ke tempat lain, sesuai pembicaraan dengan menejerku,” jelasnya, sambil menghisap sebatang rokok.

Soal tarif, Airrin mengaku punya patokan yang bervariatif. Tarif yang ditawarkan pun cukup menjanjikan, dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

“Rp2 juta untuk 5 jam, pokoknya sampai puas. Tapi kalau maunya ‘shortime’ bisa Rp500 ribu saja. Kalau mainnya di hotel ini, yah harga itu sudah termasuk kamar, tapi kalau mau dibawa ke tempat lain, yang tanggung tamu,” ungkapnya.

Si cantik Airrin mengaku, pertama terjun ke pekerjaan itu, bukan soal mudah mendapatkan uang, namun karena ia dipaksa keadaan. Alasan utamnya faktor ekonomi. Ia dituntut untuk dapat menghidupi anaknya sebagai single parent.

“Saya dulu pernah nikah, tapi suami saya pergi ke Kalimantan. Ia meninggalkan saya dan anak yang masih kecil,” kenangnya.

Sebagai janda muda, Airrin mengaku belum ada niatan untuk menjalin hubungan serius di dalam kehidupannya. Ia masih trauma akan kehidupan rumah tangganya yang dulu.

“Kalau masalah hidupi anak, saya masih bisa. Susah dapat laki-laki baik yang mau terima perempuan yang punya kerjaan seperti saya,” tandasnya.

Soal niat berhenti dari pekerkaan yang digelutinya itu, dengan tatapan manja, ia mengaku ingin berhenti, jika sudah mendapatkan kerjaan pengganti yang lebih baik.

“Sudah berapa kali saya masukkan surat lamaran, terakhir saya masukkan di salah satu penjualan kosmetik sebagai SPG, 2 kali saya dipanggil interview, tapi sampai sekarang belum ada kepastiannya.”

Waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 wita, perbincangan panjang itu pun berakhir. Janda muda itu pun permisi untuk melanjutkan pekerjaannya.

“Saya duluan ya kak. Ini ada chat dari menejerku, katanya ada tamu yang mau datang,” katanya, sambil bergegas berdiri. (*/bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini