Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Air Kehidupan dari Goa Tua: Teater Ritual ‘Sungkawiano Oe’ Hidupkan Kembali Kisah Oe Lompona di Pulau Siompu

Bupati Buton Selatan, H Muh Adios, S.Sos., MBA, hadir menyaksikan pementasan ritual adat Sungkawiano Oe, di Desa Biwinapada, Kecamatan Siompu, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, Minggu (10/8/2025). FOTO: SUDARNICE

SIOMPU, TEKAPE.co Di bawah langit cerah Minggu, 10 Agustus 2025, di tepian mata air Oe Lompona, Desa Biwinapada, Kecamatan Siompu, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, masyarakat larut dalam kisah yang telah diwariskan lintas generasi.

Laporan : Sudarnice
*Jurnalis Warga, Melaporkan Langsung dari Buton Selatan

Dalam ritual adat Sungkawiano Oe, sebuah teaterikal memukau menghidupkan kembali legenda penemuan “Air Lama” sumber kehidupan yang menjadi denyut nadi Pulau Siompu.

Bupati Buton Selatan, H Muh Adios, S.Sos., MBA, turut hadir menyaksikan pementasan yang dipimpin sutradara Pomili Womal, S.Pd., S.D., dan produser Musrin Sukriaddin.

Empat tokoh utama tampil memerankan kisah sakral, yaitu Jamudin sebagai La Nsinagoa, Ahmad sebagai La Mpalaria, Nursida sebagai Wa Dimoni, dan La Sarita sebagai La Bangka.

Pentas diawali dengan gambaran perjalanan melelahkan dua lelaki paruh baya dan seorang gadis dari Busoa. Menempuh 5 kilometer jalur darat menuju Kaimbulawa, mereka tiba dengan peluh, letih, dan haus.

Pertemuan mereka dengan La Bangka, penganyam bubu yang juga kehabisan air, menjadi titik awal petualangan menuju penemuan Oe Lompona.

Puncak kisah terjadi ketika seekor burung elok melintas dari mulut goa, sayapnya memercikkan butiran air ke wajah La Nsinagoa.

Gerak nalurinya membawanya memasuki goa, dan di sanalah, dalam kegelapan lembap, ia menemukan sumber air mineral segar.

Para tetua adat juga menghadiri pementasan ritual adat Sungkawiano Oe, di Desa Biwinapada, Kecamatan Siompu, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, Minggu (10/8/2025). FOTO: SUDARNICE

Kabar gembira itu dibawa kembali kepada Wa Dimoni, yang setelah meneguk air pertama, perlahan mendapatkan kembali semangat hidupnya.

Penemuan itu kemudian dirayakan dengan syukuran keluarga Wa Dimoni membawa sepasang ayam, sementara La Bangka menyumbangkan hasil tangkapan laut.

Warga berdatangan membawa hasil bumi, berpesta bersama di sekitar mata air yang kini disakralkan.

Ritual Sungkawiano Oe bukan sekadar panggung seni, melainkan peneguhan ikatan masyarakat adat Siompu dengan alam dan sejarahnya.

Setiap tahun, kisah ini dihidupkan kembali, menjadi pengingat bahwa di balik setiap tetes air, tersimpan perjuangan, harapan, dan rasa syukur yang mendalam.

“Air Lompona adalah napas pulau ini,” ucap salah satu tetua adat, matanya berbinar menyapu mata air yang tenang. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini