Tiga PLTA Milik PT Vale Tahan Gempa Hingga Magnitudo 10 SR
SOROWAKO, TEKAPE.co – Bendungan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) milik PT Vale Indonesia Tbk didesain khusus untuk tahan getaran hingga gempa dengan magnitudo 10 skala richter (SR).
Mengingat bendungan itu dibangun di wilayah rawan gempa, di Kabupaten Luwu Timur, karena terdapat patahan atau sesar aktif Matano di kedalaman Danau Matano.
Laporan: Riska ‘Rindu’ Baranti
*Wartawan Tekape.co, melaporkan langsung dari PT Vale Indonesia Blok Sorowako
KUNJUNGAN kali ini kami diajak melihat langsung PLTA Balambano, satu dari tiga PLTA milik PT Vale yang dibangun sebagai wujud komitmen tambang berkelanjutan, penggunaan energi non solar dan batu bara.
Setelah sarapan pagi, Senin 20 Desember 2022, sekira pukul 07.30 Wita, rombongan media visit menuju lokasi mining control, sebelum ke PLTA.
Namun, saya tidak ikut rombongan ke mining control. Ketatnya prosedur PT Vale membuat saya harus ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan antigen. Surat sakit saya dianggap kedaluarsa.
Saya ditemani salah seorang penanggjawab media visit menuju RS yang ada di Sorowako, RS Awal Bros, eks RS Inco.
Setelah selesai proses pemeriksaan medis terkait gejala covid19, sekira pukul 11.00 wita, saya akhirnya bisa gabung bersama rombongan, di bagian Mining Control, di Kecamatan Nuha.
Di lokasi ini, tampak banyak komputer dan layar pemantau. “Terdapat 3 kontrol sistem, Dispacth System, Fatigue Management System, dan Control Room Screen Station,” jelas Operational Strategic, Jasman.
Sekira pukul 12.54 wita, rombongan bergeser untuk makan siang bersama di Desa Lampia, Kecamatan Malili.
Kami menikmati aneka makanan laut, seperti Lobster asam manis, kepiting asam manis, udang goreng, dan ikan bakar.
Usai makan siang, kami segera menuju ke PLTA Balambano, Kecamatan Towuti.
Salat di mushallah kantor lalu diajak melihat langsung kondisi bendungan PLTA Balambano.
Vale Indonesia memiliki tiga bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Luwu Timur.
Ketiganya, PLTA Larona, PLTA Balambano, dan PLTA Karebbe, yang beroperasi sejak tahun 1978, 1999, dan 2011.
PT Vale Indonesia mengklaim kalau ketiga bendungan yang dimilikinya dalam kondisi aman.
Bahkan, PT Vale terus melakukan edukasi terhadap masyarakat akan bahaya gempa.
Tak hanya itu, PT Vale juga rutin melakukan simulasi penyelamatan jika bendungan jebol.
“Ketiga bendungan kami masih dalam kondisi aman, dan setiap tahun kami selalu evaluasi,” jelas Koordinator Shift Operations PLTA Balambano, Andi Sunandar.
Setiap hari pihak PT Vale melakukan kontrol getaran. Juga telah dipasang etna, alat pendeteksi getaran.
“Sebagai antisipasi, setiap enam bulan sekali, kami melakukan simulasi dengan membunyikan sirine yang dipasang di setiap titik di Malili,” jelas Andi Sunandar.
Ia menjelaskan, jika terjadi gempa berkekuatan 10 SR, bendungan PT Vale masih tetap dalam kondisi aman.
Setiap hari pihak PT Vale selalu mengeluarkan air dari bendungan. Sebab jika tidak dilakukan, air akan meluap di wilayah Towuti. Namun mengeluarkan air juga tidak boleh berlebihan.
“Berlebihan mengeluarkan air dikhawatirkan Malili akan banjir, makanya kita kondisikan saja setiap harinya,” pungkasnya.
PT Vale Indonesia menghasilkan energi bersih kelistrikan melalui tiga PLTA sebesar 365 MW, untuk mengoperasikan tambang sebesar 95 persen.
Usai pengarahan, kami diizinkan untuk melihat-lihat kondisi PLTA Balambano. Sekira pukul 16.03 kami kembali ke penginapan untuk istirahat. (rindu)
Tinggalkan Balasan