Dinilai Tidak Tepat, Aktivis Buruh Hidayat Jaya Tolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi
LUWU, TEKAPE.co – Aktivis Buruh, Hidayat Jaya, menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi Pertalite dan Solar. Kenaikan harga BBM dinilai akan semakin memperburuk kondisi perekonomian masyarakat menengah kebawah.
Menurutnya, Minyak mentah dunia belakangan ini relatif turun dan terkontraksi cukup dalam dari level US$100 per barel bahkan tiap hari mengalami penurunan harga minyak dunia. Jika dibandingkan dengan Negara Angola harga BBM-nya jika dirupiahkan Rp. 5.553 per liter.
“Pemerintah indonesia dengan kebijakannya menaikan harga BBM ini sangat memprihatinkan dan tidak tepat karena jelas rakyat kecil yang ekonomi lemah dan ini masi terasa dari gejolak dua tahun terakhir rakyat mengalami perekonomian yang sangat lemah dengan munculnya Covid19,” ujar, Hidayat Jaya, Selasa, 06 September 2022.
Hidayat, mengatakan pengaruh kenaikan harga BBM akan sangat terasa kepada rakyat kecil dengan menaikan harga minyak nasional, tentunya banyak berdampak terhadap sektor ekonomi, buruh/pekerja, nelayan, petani dan, rakyat kecil.
“Contoh sederhana mengalami imbas kepada buruh nasional adalah harga sandang, pangan, sewa kamar pasti dan lain-lainnya pasti akan naik, Kenaikan harga BBM juga dapat berakibat naiknya biaya produksi yang menyebabkan kenaikan biaya produksi sehingga membebankan kenaikan biaya produksi tersebut kepada pekerja, seperti menunda pembayaran gaji, memotong gaji atau mengurangi jumlah pekerja,” jelasnya.
Selain berimbas ke sektor tenaga kerja, dan produksi tentunya kenaikan harga BBM ini juga berimbas pada sektor pertanian dan Nelayan.
“Biaya operasional semakin naik seperti biaya traktor, biaya ojek, mesin combain dan lain lain. Jelas hasil dari pada panen produksi mereka sudah tidak cukup untuk biaya kehidupan mereka akibat pengeluaran yang semakin banyak. Kita berharap agar pemerintah meninjau kembali kebijakan ini,” tandasnya.
(Ham)
Tinggalkan Balasan