Unjuk Rasa Berujung Maut, Penegak Hukum Diminta tak Lupakan Kasus Korupsi di Palopo
PALOPO, TEKAPE.co – Jumat, 22 Juli 2022, diperingati sebagai Hari Bhakti Adhyaksa yang ke-62. Hari Bhakti Adhyaksa ini dikenal juga sebagai hari Kejaksaan Republik Indonesia.
Namun ada yang berbeda dari memperingati hari Kejaksaan Republik Indonesia di Kota Palopo. Insiden di depan Kantor Kejari Palopo, menjadi sejarah kelam untuk Kota Palopo yang bertagline Palopo Kota IDAMAN ini.
Hari Bhakti Adhyaksa diperingati oleh mahasiswa dengan menyampaikan aspirasinya, yang dinilai kurangnya keterbukaan informasi publik dan terkesan lambatnya penanganan kasus korupsi di Palopo yang ditangani oleh Penegak Hukum.
Dalam aksinya, terjadi insiden kecelakaan, sehingga menyebabkan meninggalnya 1 orang security kejaksaan.
Akibat kejadian tersebut 11 orang mahasiswa dinyatakan sebagai tersangka dan mendekam di ruang tahanan polres Palopo. Sehari setelahnya, dalam melampiaskan amarahnya beberapa, oknum yang tidak bertanggung jawab, merusak fasilitas Pendidikan Universitas Andi Djemma (Unanda), dan asrama mahasiswa Luwu Utara.
Hal itu membuat kondisi Kota Palopo menjadi tidak aman dan kondusif.
“Kejadian ini mempertontonkan kita, lagi-lagi akibat dari Kasus Korupsi. Karena kasus Korupsi, korban dan kerugian materiil selalu mengikuti. Masih segar di ingatan kita, terkait penyidik KPK Novel Baswedan, dalam menjalankan tugasnya, mendapatkan siraman air keras,” tandas Peserta Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lembaga Ketahanan Nasional RI (Taplai Lemhanas), Muhammad Suharsono.
Suharsono, menyebutkan, begitu banyak kerugian yang disebabkan oleh kasus korupsi dan mempengaruhi stabilitas keamanan bangsa.
“Untuk menjaga stabilitas keamanan, semangat persatuan dan kesatuan, harus selalu kita kedepankan dalam berkehidupan berbangsa,” ujarnya.
Untuk itu, Suharsono berharap, agar insiden unjuk rasa berujung maut itu tak membuat para penegak hukum melupakan kasus korupsi.
Ia juga mengajak untuk bersama-sama menjaga keutuhan bangsa ini, menanamkan nilai nilai Pancasila dalam setiap aktifitas keseharian kita. Sosialisasi nilai nilai Pancasila tentu masih sangat perlu untuk selalu dilaksanakan di tingkat Kelurahan/desa.
Suharsono, yang juga delegasi pilar peradaban desa G20 Palopo yang digelar Kantor Staf Kepresidenan, juga mengucapkan, turut berdukacita untuk semua korban. Semoga keluarga Security tabah dan ikhlas.
“Fasilitas bangunan pendidikan dan asrama mahasiswa yang telah rusak, semoga dapat segera diperbaiki untuk difungsikan lagi sebagaimana mestinya,” harapnya.
Ia juga mengajak semua, agar bersepakat untuk selalu mengawal kasus korupsi, agar segera dituntaskan oleh penegak hukum, khususnya kasus yang sekarang berada di Kejaksaan Kota Palopo, dan pelakunya dihukum seberat-beratnya. Agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali.
“Semoga dengan kejadian ini, sebagian orang tetap percaya akan ketajaman kejaksaan kota Palopo dalam mengusut tuntas kasus korupsi,” harapnya. (rls)
Tinggalkan Balasan