Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Sikapi Harga Gabah Anjlok, Anggota Komisi II DPRD Luwu: Bantu Petani dengan Perlindungan Harga Gabah

Ilustrasi petani memanen padi. (Foto: NOJ/rri.co.id)

LUWU, TEKAPE.co – Diduga Harga gabah dari petani di Kabupaten Luwu anjlok. Padahal saat ini musim panen yang harusnya menjadi tumpuan bagi petani untuk menuai hasil dari sawah.

Dari informasi yang disampaikan Petani asal Kecamatan Lamasi, Kabupaten Luwu, bahwa harga gabah dari sawah yang baru saja dipanen hanya tembus di angka Rp 3.500 per kilogramnya.

Menyikapi harga gabah tersebut, Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Luwu, Ridwan Bakokang (RBK) meminta Pemerintah Kabupaten Luwu, melalui Dinas Pertanian menstabilkan harga gabah, yang jatuh harga di tingkat petani menjelang panen raya.

Menurutnya, Pemerintah perlu segera mengantisipasi agar harga gabah tidak anjlok dengan cara memberikan perlindungan harga gabah yang dapat menguntungkan petani.

“Saya minta pemerintah dapat memastikan harga gabah di lapangan sesuai dengan harapan petani agar petani mendapat keuntungan. Tolong berikan perlindungan kepada petani melalui perlindungan harga gabah, sesuai dengan amanat undang-undang perlindungan petani,” kata Ridwan, Senin, 18 April 2022.

Lanjut, Ridwan Bakokang, mengatakan kalau ia menerima sejumlah keluhan dan aspirasi dari petani soal penurunan harga gabah menjelang panen raya akhir-akhir ini.

“Situasi ini harus jadi perhatian pemerintah, jangan biarkan petani tidak berdaya ketika mereka panen, pemerintah harus hadir melindungi petani dengan kebijakan perlindungan harga gabah,” jelasnya.

Disamping itu, Legislator Partai Demokrasi indonesia Perjuangan (PDI-P) Luwu tersebut, menyampaikan harus ada evaluasi kebijakan pemerintah, sudah seberapa jauh mampu memberi perlindungan kepada petani.

“Sebab kebijakan tersebut seringkali tidak menjadi referensi harga terendah bagi pelaku pasar,” katanya.

Dilain sisi, RBK meminta meminta kepada pemerintah khususnya dinas pertanian agar serius dalam mencarikan solusi terhadap kondisi yang dialami petani.

“Kita harus agresif melihat kondisi masyarakat karena dampak daru pandemi semua kebutuhan pokok naik, harga obat untuk pertanian naik. Maka harus di sebandingkan dengan nilai jual petani, jangan biarkan tengkulak dilapangan bermain,” tandasnya. (ham)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini