Kabar Duka, Mantan Sekjen DPP HIPMA Gowa Meninggal Dunia
GOWA, TEKAPE.co – Salah satu kader terbaik Himpunan Pelajar Mahasiswa (HIPMA) Gowa, Kamaruddin Bin Musi, menghembuskan nafas terakhir setelah melewati perawatan medis selama dua pekan, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar, Rabu, (17/02/21), pukul 06.00 Wita.
Jenazah Almarhum meninggalkan RSUD Haji Makassar sekitar pukul 13.00 menggunakan mobil ambulance menuju tanah kelahirannya, Desa Datara, kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa, sekaligus sebagai tempat peristirahatan terakhirnya.
Dari kabar yang dihimpun, Kamaruddin meninggal akibat penyakit Hepatitis, liver dan gangguan jantung yang dideritanya sejak beberapa bulan terakhir.
“Saya tidak tau kalau kandayya lagi sakit, karena lamaka tidak ketemu. Tapi yang saya dengar sakit hepatitis dan gangguan jantung,” ungkap Muammar, rekan Kama, sapaan akrab Kamaruddin.
Semasa hidupnya, Ia aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan di antaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar dan HIPMA Gowa.
Bahkan, Ia pernah menjadi bagian penting di Dewan Pengurus Pusat (DPP) HIPMA Gowa, yakni menduduki posisi sebagai Sekretaris Jenderal (sekjen) Periode 2013-2015.
Kehadiran Kamaruddin di Hipma Gowa menjadi pemantik semangat untuk adik-adiknya yang berasal dari dataran tinggi.
Apalagi almarhum dikenal sebagai sosok yang humoris dan mudah beradaptasi dengan semua orang.
“Almarhum baik sekali kodong, bahkan saya sering di ajar masalah filsafat dan dia juga muda akrab sama orang,” ungkap Ardi, Kader Hipma Komisariat UINAM.
Kegemarannya mendalami ilmu filsafat sejak berstatus sebagai santri di pondok pesantren As’adiyah Sengkang dikenal sebagai individu yang cerdas Dimata kader Hipma.
Bahkan dalam beberapa kesempatan, Ia didaulat menjadi pembicara di ruang-ruang diskusi.
Kamaruddin, secara kontinyu menularkan ilmu filsafatnya saat melanjutkan studinya di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar di Fakultas Dakwah dan Komunikasi program studi Ilmu Komunikasi.
Meskipun tak berhasil meraih gelar sarjana lantaran waktunya habis diwakafkan untuk organisasi.
“Selamat jalan saudara, engkau orang baik yang selalu mendorongku untuk belajar filsafat,” tulis Harry Fajar, dalam akun Facebooknya.
Almarhum meninggalkan seorang istri bernama Satriani Syam yang dipersunting sejak tiga tahun lalu dan belum dikaruniai anak. (*)
Tinggalkan Balasan