AKAS Usung Visi Ekonomi Kerakyatan, MTR-RL Lutra Bangkit, BISA Tawarkan 5 Program Unggulan
MAKASSAR, TEKAPE.co — Debat Publik Pilkada Luwu Utara memberi kesempatan kepada para kandidat memaparkan visi misi dan programnya.
Dalam debat yang disiarkan langsung dari Ballroom Four Points Sheraton Makassar, Minggu 22 November 2020, sore, pukul 15.00-17.00 wita.
Dalam debat publik bertema ‘Luwu Utara yang Religius dan Berkeunggulan,’ yang dipandu oleh Liviana Cherlisa, Paslon M Thahar Rum (MTR-RL) memaparkan visi misinya. Paket ‘Rumah Kita’ ini mengusung visi ‘Luwu Utara Bangkit.’
MTR, yang saat ini menjabat Wabup Lutra ini, lebih banyak berbicara pada masalah pembangunan infrastruktur pascabanjir.
Sedangkan petahana Indah Putri Indriani – Suaib Mansur, berakronim BISA ini, menonjolkan aspek pembangunan berkelanjutan dalam 5 program Bisa.
Petahana IDP memaparkan 5 program unggulan BISA, yakni Bisa Bangkit, Bisa Terkoneksi, Bisa Bersaing, Bisa Maju, dan Bisa Mandiri.
Sementara itu, duet AKAS, lewat Arsyad Kasmar, sebagai calon Bupati, menonjolkan visi ekonomi kerakyatan, yang berbasis pada peningkatan kualitas SDM dan optimalisasi Sumber Daya Alam (SDA), dengan membangun industri berbasis pada produksi SDA, perkebunan pertanian dan perikanan.
Di sesi kedua pendalaman visi misi, IDP Paslon nomor urut 2 mendapat kesempatan pertama.
Tentang kebijakan pembelajaran tatap muka dan strategi pendidikan yang sudah ia lakukan selama ini.
Sedangkan Arsyad Kasmar Paslon nomor urut 3 itu memilih amplop C dengan pertanyaan seputar kemajemukan bangsa dengan ragam keyakinan, paham, agama dan suku bangsa serta mengantisipasi paham radikal.
Secara cerdas Arsyad Kasmar menjelaskan kiat-kiatnya dalam mempersatukan kemajemukan tersebut dimana kepemimpinan yang adil bagi semua golongan adalah kata kuncinya.
“Luwu Utara, adalah miniatur Indonesia, semua suku ada disini, beragam agama, budaya, untuk itu kehadiran pemimpin yang adil bagi semua golongan, rahmatan lil alamin yang akan membuat keberagaman itu menjadi potensi untuk membangun Lutra lebih baik tanpa harus khawatir dengan paham liberal dan radikal,” tandas Arsyad.
Sedangkan Andi Sukma yang ikut menimpali. Mantan legislator Hanura ini menyebut faktor budaya dan kebiasaan masyarakat harus diperhatikan agar masyarakat bisa tumbuh dan hidup berdampingan dengan menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. (*)
Tinggalkan Balasan