Kadernya Ikut Terima, Srikandi PP Palopo Ikut Tanggapi Bantuan tak Layak Konsumsi
PALOPO, TEKAPE.co – Polemik bantuan tak layak konsumsi yang diberikan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), juga mendapat tanggapan dari Srikandi Pemuda Pancasila (PP) Kota Palopo.
Bantuan itu diberikan kepada tenaga kerja yang bergerak di sektor Pariwisata dan Ekonomi kreatif, yang terdampak Covid-19, Selasa 30 Juni 2020, di Sekretariat gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kota Palopo.
BACA JUGA:
Wali Kota Palopo Imbau Bantuan tak Layak Konsumsi Dikembalikan Untuk Ditukar
Ketua Srikandi PP Pancasila Palopo, Sharma Hadeyang, dalam keterangan tertulisnya, Rabu 01 Juli 2020, mengatakan, bantuan tidak layak konsumsi itu benar adanya. Sebab bantuan itu juga ada diberikan kepada salah seorang Kader PP Palopo.
“Memang bahan makanan yang diterima oleh kader kami, sudah sangat tidak layak untuk dikonsumsi. Bantuan bermasalah tersebut berupa abon ikan yang sudah berjamur, abon daging berjamur, ikan goreng sambal sudah bau busuk, serta beras yang penuh dengan kutu hitam,” terangnya.
Melihat kondisi bantuan itu, Ketua DPC Srikandi PP Kota Palopo Sharma Hadeyang sangat menyayangkan bagi mereka yang telah memberikan bantuan makanan tidak layak konsumsi.
Ia juga menanggapi pembelaan dari Korda Balasa Kemenparekraf Sulsel, Arianto Burhan Makka. Sharma mengatakan, sebagai orang yang bertanggungjawab atas pengadaan bahan makanan yang berjamur itu, tidak sepatutnya menyalahkan orang-orang yang mengangkat kasus ini ke publik, tetapi harusnya meminta maaf dan mengganti segala kerusakan itu.
“Saya ingatkan kepada bapak Arianto, jangan pernah menuduh orang-orang yang peduli kasus ini, dengan menggiring ke ranah politik, apa yang kami lakukan murni karena unsur kemanusiaan,” tegasnya.
Sharma menantang, jika tidak percaya kalau bantuan itu sudah tidak layak dikonsumsi, sebaiknya datang langsung mengecek barangnya, pihaknya akan siapkan barang buktinya.
“Jika membela diri dengan alasan kondisi alam, semua orang tahu makanan seperti abon itu justru bisa tahan lama, jika itu benar-benar dibuat bukan waktu yang sudah terlalu lama,” katanya.
Selain itu, kata dia, jarak antara Makassar dengan Palopo itu bisa ditempuh kurang dari 24 jam, sehingga alasan karena kondisi alam sampai bahan makanan itu rusak, sangat tidak masuk akal. (*)
Tinggalkan Balasan