Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Tak Punya Rapid Test, Ratusan Orang Tertahan di Perbatasan Morowali-Morut

Salah satu mobil pengangkut ayam potong tertahan di perbatasan Morowali-Morut, Sabtu malam.

MOROWALI, TEKAPE.co – Guna mengantisipasi penyebaran wabah covid-19 di Morowali, Bupati Morowali, Drs Taslim, mengeluarkan edaran yang tidak memperbolehkan orang masuk ke Morowali jika tak punya surat keterangan sehat dan keterangan hasil rapid tes bebas corona.

Akibatnya, ratusan orang tertahan di perbatasan Morowali – Morowali Utara (Morut), di Desa Salonsa, Sabtu 30 Mei 2020, sejak pukul 14.00 wita hingga 22.00 wita.

Mereka yang tertahan karena tak memiliki surat keterangan hasil rapid test bebas corona atau covid-19 dari daerah asal. Meski sebagian sudah punya surat keterangan sehat dari Puskesmas tempat mereka berasal.

Bukan hanya mobil angkutan umum yang tertahan, namun mobil pengangkut logistik, seperti pengangkut ayam potong juga ikut tertahan, karena hanya punya surat keterangan sehat. Tanpa rapid tes.

Sebenarnya, Pemkab Morowali telah menyiapkan alat rapid tes gratis di perbatasan. Hanya saja tidak melayani jika bukan warga ber-KTP Morowali. Sehingga warga luar Morowali, tak bisa dilayani jika ingin rapid tes di perbatasan.

BACA JUGA:
Hanya Orang Ber-KTP Morowali Bisa Lewati Perbatasan, Seratusan Orang Terlantar

Dari pantauan Tekape.co, di lokasi, akibat kebijakan itu, ratusan orang di perbatasan terlantar. Pasalnya, mereka tak membawa bekal. Sementara warung di lokasi tak banyak, sehingga kewalahan melayani orang.

Sementara pengusaha ayam potong harus rela merugi, karena banyak ayam mereka mati karena tertahan sejak siang.

Di sisi lain, orang yang tertahan ini juga membuat kerumunan, sehingga rawan penularan covid-19.

BACA JUGA:
Tanpa Terkecuali, Orang Masuk Morowali Harus Perlihatkan Hasil Rapid Tes

Salah seorang sopir pengangkut ayam potong dari Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Imran, yang ditemui di lokasi, mengaku bersama temannya ada tiga mobil pengangkut ayam potong, tidak bisa melewati perbatasan, karena tidak memiliki rapid tes, hanya punya surat keterangan sehat dari Puskesmas.

“Ayam kami sudah banyak yang mati. Kami pasrah saja. Tapi kami harap kebijakannya agar tidak merugikan kami,” harapnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perhubungan Morowali, Kamarudin SSos, yang dikonfirmasi, mengatakan, jika pihaknya melakukan itu karena menjalankan edaran Bupati Morowali.

“Ini salah satu poin edaran bupati, yakni semua orang, tanpa terkecuali, termasuk sopir logistik, harus memperlihatkan surat keterangan sehat dan hasil rapid tes bebas corona, jika ingin masuk di Morowali,” tegasnya. (fd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini