Tekape.co

Jendela Informasi Kita

OPINI: Kendala Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh: Muh Ari Fahmi
(Mahasiswa FISIP Unismuh Makassar)

Covid-19 atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Virus Corona merupakan virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan.

Menurut World Health Organization (WHO), cara penyebaran virus corona melalui tetesan kecil yang keluar dari hidung atau mulut ketika mereka yang terinfeksi virus bersin atau batuk.

Droplet berbentuk tetesan itu kemudian mendarat di benda atau permukaan yang disentuh orang sehat. Lalu orang sehat ini menyentuh mata, hidung atau mulut mereka.

Virus corona juga bisa menyebar ketika tetesan kecil itu dihirup oleh orang sehat ketika berdekatan dengan yang terinfeksi corona.

Namun orang yang terinfeksi virus tersebut tidak langsung memunculkan gejala apapun, masa inkubasi Covid-19 menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sebagian besar perkiraan masa inkubasi Covid-19, yakni selama 1-14 hari atau rata-rata sekitar 5 hari.

Adanya Pandemi ini berdampak pada sistem pembelajaran yang dimana biasa kita lakukan dengan tatap muka langsung, namun saat ini pembelajaran di alihkan ke Sistem Pembelajaran Daring (SPADA).

Lalu apa itu SPADA? SPADA ialah salah satu program direktorat jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk meningkatkan pemerataan akses terhadap pembelajaran yang bermutu di Perguruan Tinggi.

Namun apakah penerapan Sistem Pembelajaran Daring saat ini di tengah Pandemi Covid-19 telah efektif?

Dari apa yang saya rasakan sendiri dan beberapa kolega saya terdapat ada beberapa kendala, diantaranya ketika seorang pendidik menyampaikan pembelajaran melalui SPADA, maka peserta didik harus mengakses internet, yang tentunya memerlukan jaringan internet yang stabil untuk menerimannya, namun tidak semua peserta didik dapat mengakses jaringan internet yang stabil di tempat tinggalnya.

Peserta didik yang tidak dapat mengakses internet tentunya terkendala dan harus keluar rumah untuk bisa mengakses internet, ketika peserta didik keluar dari rumah tentunya ini tidak sejalan lagi dengan prinsip penerapan SPADA di tengah Pandemi ini.

Dari berita yang saya baca, juga ada seorang Mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar meninggal saat hendak mengakses internet untuk kuliah online.

Lain lagi persoalan paket data yang tentunya ini diperlukan ketika kita ingin mengakses internet dan ini pun memerlukan biaya.

Kendala berikutnya lagi soal pemberian tugas yang dimana pendidik tak henti-hentinya memberikan tugas online terhadap peserta didik yang tentunya berdampak pada ketahanan tubuh dan pola berfikir mahasiswa yang bisa saja menjadi stress, padahal di tengah Pandemi ini para Tim Medis Kesehatan dan Pemerintah menganjurkan kita untuk meningkatkan imunitas tubuh dan menjaga kesehatan.

Esensi dari penarapan SPADA untuk meningkatkan pemerataan akses terhadap pembelajaran yang bermutu, belum menjadi efektif di tengah wabah penyakit ini.

Jadi saya berharap, kiranya para Pendidik dan juga Pemerintah perlu memahami dan memperhatikan kondisi peserta didik sebagai regenerasi kepemimpinan bangsa dalam menimba ilmu di tengah-tengah Pandemi Covid-19.

Mari kita senantiasa menjaga kesehatan untuk menyelamatkan dirimu dan orang-orang di sekitarmu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini