Tekape.co

Jendela Informasi Kita

REFLEKSI HJL-HPRL: Wija To Luwu Harus Bersatu

Kemerderkaan Indonesia, 17 Agustus 1945, bukan hadiah dari bangsa penjajah, akan tetapi ditebus melalui tetesan air mata, pertumpahan darah dan bahkan jiwa sekalipun.

Hari ini peristiwa paling menumental itu diperingati 3 kabupaten dan 1 kota yang berada di Sulawesi Selatan, tepatnya di Tana Luwu yang meliputi Luwu, Kota Palopo, Luwu Utara, dan Luwu Timur.

Sejarah yang tiap tahun diperingati ini cukup penting dalam masyarakat Tana Luwu dan Indonesia pada umumnya.

Telah genap 74 tahun berlalu, peristiwa 23 Januari 1946 yang merupakan salah satu bentuk perjuangan rakyat Luwu dalam mempertahankan kemerdekaan dari belenggu penjajahan.

Dimana didalamnya terdapat berbagai faktor dan variabeI-variabel sosial, politik, ekonomi dan Iain-lain.

Sejarah perjuangan rakyat Luwu, 23 Januari, sebagai wujud nyata kebangkitan dan kesadaran masyarakat Luwu dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Persatuan dan kesatuan dalam jiwa masyarakat Luwu, pada waktu itu, menjadi suatu kekuatan yang besar dalam mempertahankan Tana para leluhurnya.

Lalu, di tengah arus modernisasi ini, mampukah persatuan itu kembali utuh, ataukah cita-cita masyarakat Tana Luwu yang ingin menjadikan Tana Luwu menjadi sebuah provinsi dapat terwujud?

Di era globalisasi yang semakin memasuki tiap sendi-sendi kehidupan masyarakat Luwu, memang perlu kita berfikir, selama 74 tahun ini apakah yang telah kita kerjakan dan berikan pada kebesaran Tana luwu?

Peringatan Hari Jadi Luwu dan Perlawanan Rakyat Luwu tentu bisa menjadi momentum mengembalikan spirit perjuangan itu.

Realitanya, setiap momentum HJL dan HPRL selalu dikemas dominan birokrasi dan terlalu formal. Sayangnya, nuansa yang harusnya menjadi nuansa mengembalikan sprit itu bagi kemajuan tana luwu, tak lebih menjadi perayaan serimonial peringatan hari jadi Kota.

Kami ingin, perayaan ini tidak hanya sebagai nostalgia sejarah, melainkan melalui peringatan ini ada hasil yang mempuni dapat kita wujudkan.

Kesejahteraan masyarakat perlu kita prioritaskan, kesehatan, dan pendidikan, serta pelayanan publik yang diberikan pemerintah pada masyarakat lebih ditingkatkan.

Kita ingin, penyegaran inovasi baru dan kreatifitas yang sesuai dengan kultur Tana Luwu, sehingga dapat menjadikan Tana Luwu tidak hanya sekedar wilayah administratif, namun juga menjadikannya wilayah yang berkebudayaan tinggi.

Untuk mencapai tujuan lebih besar, butuh persatuan dan kesatuan wija to Luwu. Sebab esensi dari HPRL di masa lampau adalah persatuan mengusir penjajah.

Selamat Hari Jadi Luwu (HJL) ke-752 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HPRL) ke-74.

Wanua Mappatuo Naewai Alena !!!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini