Fordamai Palopo Peringati Isra’ Mi’raj, Ajak Teladani Kepemimpinan Rasulullah
PALOPO, TEKAPE.co – Forum Da’i Muda (FORDAMAI) Kota Palopo, menggelar Tablig Akbar, dalam rangka memperingati isra’ mi’raj Rasululullah SAW, Ahad 17 Maret 2019, di Merdeka Convention Hall (MCH) Kota Palopo.
Tablig akbar yang mengangkat tema ‘Meneladani Kepemimpinan Rasulullah’ ini dihadiri oleh ratusan peserta se Luwu Raya.
Ketua FORDAMAI Palopo, Ustadz Ridho Widodo, dalam sambutannya, menyampaikan ucapan terimakasih kepada Prof Dr HM Said Mahmud Lc MA.
Ia juga menyampaikan, Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin yang didahulukan. Tak lama berselang dari peristiwa isra mi’raj, Rasulullah SAW mendapat pertolongan dari Allah SWT.
“Melalui para pemimpin dari Madinah, mereka bersedia menjadi anshar atau para para penolong yang menyerahkan kekuasaan mereka kepada Rasulullah SAW,” ujarnya.
Setelah hijrah ke Madinah, sejak itu Muhammad SAW bukan hanya menjadi nabi dan rasul, namun juga sebagai kepala negara. Sejak itu pula, umat Islam menjadi kuat dan memiliki kekuasaan sendiri, tidak seperti saat di Makkah yang berada di bawah kekuasaan kaum kuffar.
Pasca hijrah ke Madinah, Islam juga diterapkan secara kaffah dalam bermasyarakat dan bernegara. Namun, 03 Maret 1924, bertepatan pada bulan Rajab, nasib umat Islam berubah total tatkala Khilafah dibubarkan oleh Mustafa Kemal oleh bantuan Inggris dan negara-negara kafir penjajah lainnya.
Sejak itu, syariah tidak diterapkansecara kaffah dalam kehidupan kaum muslimin, ketiadaan Khilafah menyebabkan terlantarnya banyak hukum syara’.
Kemudian, orasi pertama disampaikan Ridan Wahid SE, dengan tema ‘Masalah Umat Kini dan Urgensi Khilafah sebagai Solusinya.’
Dalam orasinya, ia menyinggung soal konsep Islam Nusarantara. Menurutnya, saat ini terjadi sesat menyesatkan dan penyimpangan yang disematkan pada Islam, salah satunya syubhat di balik ungkapan ‘Islam Nusantara.’
“Islam itu satu, yaitu agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW untuk rahmat bagi seluruh alam. Makna Islam rahmatan lil Alamin yaitu pertama menghadirkan manfaat dan kemaslahatan bagi seluruh makhluk, termasuk manusia dan yang kedua yaitu mencegah tumbuhnya potensi kemafsadatan yang akan menimpa alam,” tandasnya.
Sementara orasi tentang ‘Khilafah Jalan Syar’i Menuju Kehidupan Islam’ disampaikan oleh Didi Hariono SSi. Menurutnya, kondisi umat dunia dan aneka permasalahan harus segera dihentikan.
“Umat harus bersatu. Kondisi kaum muslimin semakin parah diakibatkan tidak adanya junnah (perisai) dan tidak memiliki pelindung ideologi,” ujarnya.
Ia menegaskan, Muslim harus simpati pada kondisi-kondisi ini. Sebab muslim adalah umat yang satu dan mau menjadikan Islam sebagai aturan dan rujukan.
Umat Islam harus menerapkan seluruh ajaran Islam, mulai urusan pribadi, keluarga, lingkungan sosial kemasyarakatan hingga berpolitik dan bernegara harus sesuai dengan Islam.
“Inilah yang kita sebut dengan Khilafah. Khilafah adalah adalah ajaranIslam yang mengatur seluruh aspek kehidupan,” pungkasnya.
Sedangkan orasi yang disampaikan Andi Massiwa SKom, tentang ‘Masa Depan Khilafah di Tangan Umat’ menyampaikan beberapa sikap yang harus dimiliki ketika melihat kezoliman.
“Yang pertama adalah kita tidak memberikan dukungan terhadap orang-orang atau pelaku-pelaku kezoliman, yang kedua adalah kita tidak boleh berdiam diri, kita harus melakukan aktivitas ma’ruf nahi mungkar kita harus berdakwah untuk mencegah terjadinya kezoliman ditengah-tengah kita,” ujarnya.
Bentuk dakwah adalah mengajak untuk terhindar dari pada kebinasaan, tentu dengan mengajak mereka bersama-sama untuk menegakkan Khilafah, menegakkan institusi yang akan menggulung berbagai macam kemaksiatan.
Tabligh Akbar ini ditutup dengan pembacaan do’a dengan khusyuk oleh Prof Dr HM Said Mahmud Lc MA. (rilis)
Tinggalkan Balasan