Susah Dapat Penumpang, Pengemudi Ojek Online di Makassar Ada Gunakan Jasa ‘Tuyul’
MAKASSAR, TEKAPE.co – Kemajuan teknologi era sekarang memberi dampak signifikan pada beberapa sektor, salah satunya jasa transportasi darat.
Kemunculan ojek online di akhir tahun 2014 tak ada yang memprediksi bakal menjadi sesuatu yang besar, meski kala itu Uber sudah hadir di Indonesia.
Setahun kemudian, berkat kehadiran aplikasi GO-JEK pada bulan Januari dan layanan GrabBike empat bulan kemudian, ojek online menjadi populer dan mulai diminati masyarakat pengguna Smartphone.
Kehadiran transportasi online tidak dapat diterima oleh semua kalangan, terutama pengemudi taksi konvensional, Angkutan Kota (Angkot), Bemtor (Becak Motor), dan Ojek tradisional.
Salah satu pengemudi angkot, Imran, menganggap kehadiran transportasi berbasis aplikasi menjadi ancaman serius bagi transportasi non aplikasi.
“Susa-mi tawwa dapat uang banyak sekarang. Banyak dudumi saingan. Ojek online semua yang ambil-ki penumpanga,” ungkapnya, dengan logat kental Makassar, Senin, 07 Agustus 2017.
Senada Dg Jarre, driver salah satu perusahaan taksi konvensional. Kehadiran taksi berbasis aplikasi yang semakin tak terbendung turut serta memengaruhi minimnya peminat taksi konvesional.
“Dulu biasaka dapat 300 ribu sampai 400 ribu, waktunya belumpi ada ojek dan taksi online, sekarang biar 100 ribu susahmi kudapat padahal pagi pagika keluar,” tandasnya dengan ekspresi wajah putus asa
Hal yang sama juga dialami mitra perusahaan yang berbasis aplikasi. Mereka merasakan order sepi. Pasalnya, kebijakan perusahaan yang tidak membatasi penerimaan driver.
Sulitnya mendapat penumpang/orderan dibenarkan Iwan, salah satu driver Go-Jek. Ia mengaku, menjamurnya ojek online di Makassar dan adanya driver yang menggunakan jasa ‘tuyul’ dalam menggaet customer, menyulitkannya mendapat lebih banyak bonus.
“Susahnya-mi mendapat order, sudah banyakmi driver, ditambah lagi ada yang pakai tuyul,” tandasnya.
Tuyul yang dimaksud bukan tuyul yang berhubungan dengan mistis, yang dikabarkan sering mencuri uang, tetapi aplikasi tambahan yang di pasang di ponsel driver untuk menggaet banyak order tanpa harus mangkal di rumah makan maupun di tempat ramai seperti Mall, pusat perbelanjaan dll.
“Saya kasihan melihat teman teman, harus menunggu orderan di depan Mcdonald, berawal dari situmi saya belajar root hp dari teman yang ada di surabaya melalui grup Watshap dan Facebook, sekarang mereka sudah bisa memasang titik GPS,” ungkap Rey, di Cafe Balita, Senin, 07 Agustus 2017.
Untuk pemasangan aplikasi ‘tuyul’ tak semua orang bisa, hanya orang orang ahli IT yang dapat melakukannya.
Keunggulan aplikasi tersebut, driver dapat memanipulasi keberadaannya dengan memasang titik GPS atau ‘tuyul’ yang di inginkan tanpa harus menunggu di depan warung makan maupun Mall.
Mekanisme (cara kerja) aplikasi berbasis online dapat mendeteksi GPS terdekat dari tempat itu. apabila ada order masuk maka akan melacak pengemudi terdekat.
Namun keberadaan ‘tuyul’ dikalangan ojek online kerap menimbulkan pro dan kontra. Bagi pemakai tuyul, tak perlu bersusah payah berkeliling kota untuk mendapatkan order, cukup nongkrong saja di warkop dan memasang ‘tuyul’ di tempat ramai.
Sedangkan pengemudi yang menggunakan ponsel orisinil tanpa ‘tuyul’ harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan order. (Riwan)