Sukses Pimpin Ratona TV, Nurhaeni Amir Milih Mundur Untuk Maju
PALOPO, TEKAPE.co – Nurhaeni Amir, sosok di balik eksisnya Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Ratona TV membulatkan tekad mundur di posisinya sebagai Pemimpin Redaksi (Pemred) Ratona TV.
Neni, sapaan akrab Nurhaeni Amir, memilih mundur untuk maju bertarung di gelanggang perebutan kursi DPRD Provinsi Sulsel, lewat Partai Golkar nomor urut 3 dapil XI Luwu Raya, yang meliputi Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur.
Keputusan mundur sebagai Pemred televisi milik Pemkot Palopo itu, bukan tanpa pertimbangan panjang. Sebab dari sisi pendapatan di Ratona TV, ia digaji di atas rata-rata.
Namun karena panggilan pengabdian, Neni memilih mundur untuk maju mengabdikan diri bagi masyarakat banyak.
“Saya kira, ini adalah waktu yang tepat untuk berjuang demi mengabdikan diri kepada masyarakat,” katanya.
Dengan mundurnya sebagai Pemred Ratona TV, membuktikan keseriusan Neni maju bertarung berebut kursi parlemen Sulsel lewat partai berlambang beringin rindang itu.
“Saya mundur sebagai bukti nyata saya serius. Saya menegaskan, saya ini bukan caleg pelengkap kuota perempuan. Saya telah telah memikirkan dan menghitung secara matang,” tegasnya.
Mundur dari Ratona TV melewati pertimbangan panjang. Sebab saat ditawari sebagai Pemred, Neni saat itu sulit memilih, pulang kampung atau tetap berkarir di Jakarta.
“Saya kembali ke Palopo tahun 2017, tepatnya 19 Januari lalu. Itu menjadi pilihan yang agak sulit ketika itu. Bagaimana tidak, hampir 13 tahun merantau dan hidup di Jakarta, kemudian memutuskan untuk kembali hijrah ke kota kelahiran, Palopo,” bebernya.
Neni mengaku, dirinya butuh 3 bulan untuk berpikir dan kemudian baru memutuskan mantap untuk hijrah. “Yang terlintas ketika itu adalah pengabdian dan sumbangsih untuk kampung halaman,” ujarnya, Kamis 25 Oktober 2018.
Memperbaiki Ratona TV, televisi milik pemerintah Kota Palopo, atas permintaan Wali Kota Palopo Judas Amir.
“Ketika itu, beliau menemui saya di Jakarta tahun 2016. Saat itu saya masih menjadi produser Beritasatu TV. Mengingat background dan sedikit ilmu yang saya miliki, saya setuju dengan beberapa catatan untuk kembali ke Palopo,” kenangnya.
Yang ditawarkan Neni ketika itu, adalah posisi Pemred (Pemimpin Redaksi), pengelolaan yang profesional, dan bebas dari kepentingan.
“Saya kemudian dipercayakan mengelolah Ratona TV. Seingatku sebelum ke Palopo, Ratona TV sudah ada namun belum beroperasi normal. Tidak ada program berita, kadang siaran kadang tidak, tidak ada program rutin termasuk alur kerja yang tidak jelas,” tandas Neni.
Langkah awal yang dilakukan ketika di Ratona TV adalah memperbaiki manajemen, menyusun program acara dan mengenalkan alur kerja di sebuah stasiun Televisi. Ia kemudian adopsi ilmu yang pernah diperoleh saat bekerja di beberapa stasiun TV nasional di Jakarta.
“Awalnya cukup berat, terkadang harus sampai menginap di kantor, tidur melantai di dalam studio dan di kursi sofa yang ada. Selama 3 bulan tidak pernah libur sampai merasakan 3 kali jatuh sakit dan berat badan turun,” kisahnya.
Ia mengungkapkan, melewati bulan ke-5 di Ratona, sedikit demi sedikit persoalan diurai dan dilakukan perbaikan. Ratona TV yang bisa dinikmati melalui siaran TV kabel sampai saat ini memang belum sepenuhnya menggembirakan.
“Kadang siarannya jernih, kadang berbayang. Secara teknis, Ratona TV sebenarnya setiap hari siaran dan beroperasi normal, tidak mengenal tanggal merah, hari libur, bahkan hari besar keagamaan,” kenang Neni.
Siaran Ratona TV dihubungkan ke TV kabel, dimana selanjutnya TV kabel lah yang menyirakan siaran Ratona ke rumah-rumah warga.
Peralatan TV kabel dan Ratona TV yang berbeda (analog dan digital) menyebabkan perlu sinkronisasi dan beberapa perbaikan baik di Ratona maupun di TV kabel sehingga siaran bisa lebih baik.
“Sebagai TV baru, ibarat bayi yang baru lahir, kesabaran dan perbaikan harus terus diupayakan dengan waktu yang tidak singkat dan pastinya tidak instans. Sejak onair perdana, Ratona TV langsung mengudara 12 jam (mulai pukul 09:00 pagi hingga pukul 21:00 WITA),” katanya.
Sebenarnya dalam aturan LPPL, Ratona TV bisa melakukan siaran selama 3 sampai 6 jam dan boleh melakukan siaran di 5 hari kerja.
Namun Ratona TV melakukan lebih dari yang menjadi standar, meski masih ada beberapa program yang sering di rerun (tayang ulang) karena keterbatasan SDM, peralatan dan biaya operasional siaran.
Dengan berbagai kekurangannnya, Ratona dalam 1 tahun pertama melakukan uji coba siaran, berhasil lulus dan berhak mengantongi izin siaran tetap selama 10 tahun setelah melalui 3 kategori penilaian dari kemenkominfo, Balmon dan KPID.
Selain menghantarkan Ratona TV mengantongi izin siaran tetap, dalam aturan internal saya melakukan beberapa aturan ketat.
Mengingat TV baru dan masih sedikit SDM, Ratona yang ingin lari kencang hanya memberlakukan 1 kali libur dalam seminggu.
Selain itu diberlakukan pemberian SP1 hingga SP3. Ada lagi yang tidak boleh dilakukan karyawan Ratona adalah menerima pemberian (amplop) saat menjalankan tugas. Jika ketahuan sanksi akan menanti, mulai dari pemberian SP2 hingga pemecatan.
Tercatat saya 3 kali mengembalikan uang narasumber yang ketahuan memberikan ke crew Ratona yang meliput.
“Akan terlalu panjang jika saya harus menjelaskan dan mengurai satu persatu mengapa dan apa alasan diberlakukannya aturan seperti itu, namun yang pasti saya lakukan demi kebaikan dan masa depan Ratona agar lebih baik. Ada lagi, saya juga tidak mengenal sistem ‘karyawan titipan’ alias praktik nepotisme,” katanya.
Baginya, yang masuk Ratona harus melalui test dan sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Beberapa keluarga dan kerabatnya pun yang pernah mendaftar, tidak ada yang diloloskan, karena tidak sesuai kualifikasi yang dibutuhkan.
Ratona TV yang saat ini sudah bisa berdiri & beroperasi normal sebagaimana stasiun TV yang lain, ia menganggap sudah bisa mandiri tanpa diirnya.
“Seperti ketika saya harus mundur dari Beritasatu TV untuk hijarah ke Ratona TV, kali ini saja juga memilih mundur untuk melanjutkan perjuangan baru,” katanya.
Perjuangan yang diyakininya kembali akan membawanya dengan tantangan yang berbeda, orang-orang yang berbeda dan latar belakang yang berbeda.
“Perjuangan yang berbeda ini saya anggap sebagai langkah mulia, demi kepentingan yang lebih besar. Saya gagal atau sukses dalam keputusan yang saya ambil kali ini, saya anggap sebagai sebuah risiko yang akan selalu ada dalam setiap keputusan,” katanya.
Baginya, pengabdian dan perjuangan yang murni, akan lahir dari orang-orang yang berjiwa besar, berpikir besar dan bertindak besar.
“Semoga langkah saya ke depan mendapatkan Ridho dan Rahmat dari Allah SWT, semoga semua yang saya lakukan dengan tulus bernilai ibadah dan membawa manfaat untuk saya dan untuk orang lain. Aamin,” harapnya. (*)
BIODATA
NAMA LENGKAP | Nurhaeni Amir |
TEMPAT/TGL LAHIR | Kota Palopo Sulawesi Selatan 19 September 1985 |
ALAMAT | Jl. Mampang Prapatan 11 RT 5/ Rw 4 no 67A (KTP) |
DOMISILI SEKARANG | Jl. DR. Ratulangi Belakang TM Pahlawan Salobulo, Palopo |
AGAMA | Islam |
STATUS | Menikah |
neni_amirelsz@yahoo.com | |
JABATAN | Pemimpin Redaksi Lembaga Penyiaran Publik Ratona TV Kota Palopo |
ALAMAT KANTOR | Jl. KH. Ahmad Hasyim No. 2, Samping Dinas Pendidikan Kota Palopo |
Media Sosial | FB: Neni Amierlsz, Path: Nurhaeni Amir, Instagram: Nurhaeni Amir (@neniamirelsz) |
PENGALAMAN KERJA:
- Stand Upper Reporter BeritaSatu TV (2013-2014)
- Asisten Producer (junior Producer) Program Suara Anda Metro TV (2010-2013)
- Staf bidang Media di FOX (lembaga konsultasi politik) tahun 2010
- Asisten Bahasa Inggris di KUMON (lembaga bimbingan belajar) tahun 2010
- Pemimpin Redaksi Majalah Kita (Majalah Mahasiswa Sulsel Se-Indonesia) tahun 2010
- Reporter ANTV tahun 2008-2009
- Magang staf produksi ANTV tahun 2008
- Jurnalis Kampus Universitas Persada Indonesia Y.A.I tahun 2007-2008
BACKGROUND FORMAL EDUCATION:
- Broadcasting, Communication Faculty of Persada Indonesia Y.A.I (S1) tahun 2005-2009
- SMKN 1 Palopo/Sulsel, Jurusan Akuntansi. Tahun 2001-2004
- SMPN 1 Palopo/Sulsel. Tahun 1998-2001
- SDN 310 Lamandu Palopo/Sulsel. Tahun 1992-1998
UNFORMAL EDUCATION:
- Kursus singkat bahasa Prancis 1 bulan (tahun 2009)
- Kursus bahasa Inggris Conversation Class di ILP (International Language Programs) tahun 2005
- Teather Tanah Air Jakarta, tahun 2004-2006
- Sanggar Tari dan Teather Wara Indo Production dan Batara Guru tahun 2001-2004
BACKGROUND ORGANISASI:
- Ketua Bidang Infokom PB IKAMI SULSEL (2012-2014)
- Majelis Konsultasi Ikatan Mahasiswa Sulsel se-Indonesia Cabang Jakarta (2011-sekarang)
- Anggota Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Islam (2001-2004
- Anggota Palang Merah Remaja (2001-2002)
- Anggota Pramuka (2001)
PRESTASI-PRESTASI:
- Menyelesaikan pendidikan S1 dengan IPK 3,40 jarak waktu 3,5 tahun (2005-2009)
- Finalis Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) untuk ASEAN (2009/2010)
- Partisipant lomba Duta Muda ASEAN oleh Kemenlu (2007)
- MC Bahasa Inggris Tingkat Sulsel (2004)
- Juara 1 Karnaval budaya se-Kota Palopo (tahun 2003-2004)
- Juara Harapan 1 Lomba debat Bahasa Inggirs tingkat Sulawesi Selatan (tahun 2004)
- Juara III lomba Pidato bahasa Inggris se Kota Palopo
- Mendapatkan beasiswa berprestasi akademik dan umum dari pemerintah pusat dan pemerintah kota Palopo (2001-2004)
- Juara I murid teladan se Luwu Raya (1997/1998)
- Juara I lomba bidang studi Bahasa Indonesia, se Luwu Raya (1997/1998)
Tinggalkan Balasan