Bisnis ‘Lendir’ di Palopo (3-Selesai), Digandrungi Pria Beristri, Mahasiswi Itu Nekat Untuk Penuhi Kebutuhan Kuliah
PALOPO, TEKAPE.co – Kamar kos dengan perabot tergolong mewah dipilihnya sekaligus sebagai tempat melayani para tamu. Tamunya pun dari banyak kalangan, mulai dari ASN, aparat, anak kuliahan, hingga wiraswasta. Namun dari segi status, kebanyakan mereka adalah pria yang telah punya istri.
* * *
Senyum manis dan ramah menyambut di kamar kosnya. Ia mempersilahkan masuk dan duduk dengan ramah.
Dalam kos itu, tampak lumayan mewah. Kamarnya dilengkapi dengan Air Conditioner (AC), Televisi LED 24 Inch, springbed, serta beberapa perabot yang terbilang cukup mewah untuk ukuran mahasiswi.
Sizi (nama samaran) seorang mahasiswi di salah satu kampus kesehatan yang ada di Kota Palopo, mulai membuka pembicaraan dengan memperkenalkan dirinya.
Awalnya, ia tampak ragu untuk diajak berbicara dan kisahnya diekspose, karena ia mengaku tidak ingin ada masalah nantinya.
“Mau ji saya cerita-cerita kak, tapi jangan foto saya, apalagi divideo nah, kak,” pintanya.
Gadis bertubuh semok berusia 20 tahun itu kemudian bergegas menutup pintu kamar kos, lalu duduk di samping.
Sambil menghisap sebatang rokok, bercerita. Ia mengaku pekerjaan yang ia lakukan tersebut, telah dinikmatinya. Selain nikmat, uang yang didapat pun bisa dengan mudah.
“Mau diapa, anu enak kak. Cuma berapa menit saja sudah bisa saya dapat uang,” katanya, sambil tersipu malu.
Ia juga mengaku, dalam sekali ‘main’ ia menawarkan tarif Rp350 ribu untuk sekali ‘crot.’
“Main shortime ji saya kak, Rp350 ribu. Saya tidak terima kalau mau yang lama (longtime), karena main disini ji di kos ku juga. Saya tidak mau kalau saya dibawa main di luar, lebih nyaman saya rasa kalau disini,” katanya.
Dalam hal pelanggan, ia juga mengaku sejauh ini pelanggan yang ia layani tidaklah menentu asalnya.
“Macam-macam kak, ada yang pegawai negeri, bahkan anak kuliahan juga biasa saya layani. Tapi rata-rata orang yang sudah ada kerjanya yang BO (booking, red) saya,” bebernya.
Ia membenarkan bahwa sebagian besar pelanggan yang ia layani selama ini adalah pria yang sudah beristri.
“Lebih banyak dari cowok yang sudah ada istrinya kak. Tapi jujur, lebih saya senang kalau orang yang sudah ada istri dan ada kerjanya yang saya layani, karena biasa dia kasih saya tip,” katanya.
Sizi mengaku, hasil dari menjajakan seks tersebut ia gunakan untuk kehidupan hari-hari, serta meringakan pembayaran kuliahnya. Ia mengaku nekat untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kuliahnya di kota.
“Kalau kiriman dari kampung itu kak kadang pas-pas, bahkan kurang. Sedangkan banyak kebutuhan saya, apalagi perempuan ka. Jadi mendingan begini. Lagian kalau saya main, saya sudah persiapkan memang mi pengaman. Jadi aman,” katanya, sambil memperlihatkan beberapa kondom yang ia sudah persiapkan dalam lemarinya.
Ia mengatakan, pekerjaan menjajakan seks ia lakoni sejak tahun 2016 lalu. Namun hingga kini, ia mengaku belum berniat untuk berhenti.
“Sekitar 2 tahun mi saya kerja begini kak. Kalau masalah pendapatan harian, itu tidak menentu, karena saya layani orang kalau lagi ada waktu dan tidak sibuk. Kalau misalkan saya pulang kuliah telat, biasa saya tidak mau melayani karena capek,” tandasnya.
Saat ini, ia masih merasa nyaman dengan pekerjaan tersebut. Ia juga mengaku belum ada niatan untuk berhenti di pekerjaan itu.
“Tidak tau juga kak, mungkin kalau saya sudah menikah baru mau berhenti,” katanya, sambil tertawa. (*)
Tinggalkan Balasan