Sudah Bolak-balik Urus Berkas, Pasien BPJS Kesehatan Masih Disuruh Bayar di PKM Warsel
PALOPO, TEKAPE.co — Salah seorang peserta BPJS Kesehatan Mandiri asal Luwu, mengeluhkan pelayanan kesehatan di Puskesmas (PKM) Wara Selatan (Warsel), Jumat 6 April 2018, pagi.
Pasalnya, saat berobat, pasien tersebut sudah bolak-balik urus berkas kelengkapan untuk peserta BPJS Kesehatan karena diminta dilengkapi, namun setelah dilengkapi berkasnya, pegawai di PKM itu menyebutkan jika tindakan medis kepada pasien itu tidak ditanggung BPJS.
Salah seorang keluarga pasien, Asmar, menceritakan kronologi kejadian hingga disuruh bayar biaya perawatan di IGD PKM Warsel.
Asmar menceritakan, awalnya, ia mengantar ibunya, Rahmawati ke Binturu menggunakan mobil untuk selanjutnya naik mobil angkutan ke kampung halaman, di Desa Olang Kabupaten Luwu.
Saat turun dari mobil, tangan ibu Rahmawati yang masih kaku akibat terkena stroke sekitar 2 tahun lalu terjepit pintu mobil, dan mengalami pendarahan. Karena darurat, Asmar langsung membawanya ke PKM Warsel.
Di PKM Warsel, Asmar sempat bolak balik mencari ruang IGD. Setelah dapat ruang IGD, perawat dan dokter tak ada di tempat. Hingga ia berusaha mencari dan mendapatkan seorang perawat dalam ruangan lain.
Beberapa menit kemudian, ibu Rahmawati diperiksa dan perawat yang bertugas menyampaikan bahwa harus dijahit.
Sambil ditangani perawat, adik Asmar, Misrah mengurus administrasi di ruang pendaftaran. Oleh petugas, meminta kartu BPJS Kesehatan pasien. Asmar pun kembali ke rumah mengambil kartu BPJS. Setibanya di PKM, petugas PKM kembali meminta foto copy KK. Asmar lagi-lagi kembali ke rumah mengambil syarat itu.
Setibanya di PKM, Misrah menyampaikan ke Asmar bahwa BPJS tidak berlaku dan harus bayar tunai kurang lebih Rp90 ribu.
“Saya bolak-balik untuk ambil kartu. Ternyata tidak berlaku. Saya tanyakan kenapa bisa,” kata Asmar dengan nada bertanya ke petugas PKM.
Ia pun jengkel mendengar jawaban pegawai PKM itu. Sebab Petugas PKM bilang, kalau penyakit seperti itu (jahitan) tidak ditanggung oleh BPJS, kecuali dia rawat inap. Biar dimanapun diobati pasti bayar.
Penyampaian itu tidak diterima Asmar. Ia mengaku keluarganya rugi membayar BPJS Kesehatan mandiri, jika saat berobat ujungnya bayar.
“Kami ini termasuk orang tidak mampu, tapi demi jaminan kesehatan, kami bayar setiap bulan. Apa gunanya dibayar iuran jika berobat tetap bayar. Apalagi ini sifatnya emergency,” kesal Asmar.
Setelah protes, pihak pengelola PKM Warsel melalui Kepala Tata Usaha (KTU), Wahidin mengaku ini hanya miskomunikasi. Pihaknya memohon maaf atas insiden ini.
“Pasien adalah peserta dari luar. Sebenarnya ada kebijakan bagi peserta luar wilayah, 2 sampai 3 kali berobat itu gratis. Setelah itu bayar,” kata Wahidin.
Asmar makin heran dengan penjelasan itu. Menurut Asmar, harusnya petugas PKM langsung menggratiskan karena ini baru pertama kalinya berobat. Bukan langsung suruh bayar.
“Ternyata ada kebijakan seperti itu. Harusnya itu yang disampaikan bahwa untuk pertama kali berobat ada kebijakan gratis bagi luar daerah. Bukan langsung suruh bayar. Ini mi oknum yang dipikirannya hanya uang saja padahal sebenarnya gratis,” kata Asmar kesal.
“Saya curiga hal seperti ini sudah dilakukan ke pasien lainnya. Jadi mereka yang menurut, membayar saja apa adanya karena tidak tahu aturan,” tandasnya.
Setelah protes, akhirnya pihak PKM meminta maaf dan mengakui jika tindakan medis seperti itu memang masih ditanggung BPJS kesehatan. (*)
Tinggalkan Balasan