Di HUT ke-130 BRI, Kasat Reskrim Polres Bulukumba Sosialisasikan Bahaya Penipuan Online
BULUKUMBA, TEKAPE.co – Polres Bulukumba, memanfaatkan momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-130 Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai sarana edukasi publik terkait maraknya kejahatan penipuan daring.
Sosialisasi tersebut disampaikan langsung oleh Kasat Reskrim Polres Bulukumba, Iptu Muhammad Ali, yang mewakili Kapolres Bulukumba, saat menghadiri seremoni HUT BRI di halaman Kantor Cabang BRI Bulukumba, Sabtu (20/12/2025).
Acara tersebut turut dihadiri Wakil Bupati Bulukumba, Andi Edy Manaf, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Pimpinan Cabang BRI Bulukumba Zaenal Arifin, pimpinan instansi vertikal, serta ratusan Agen BRILink.
BACA JUGA: Mutasi Besar Polri: 1.086 Personel Bergeser, Polwan Dominasi Jabatan Strategis PPA dan PPO
Turuh hadir pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Para peserta tampak mengenakan kaus bertema HUT BRI dengan dominasi warna biru dan putih.
Meski peringatan resmi HUT BRI jatuh pada 16 Desember 2025, BRI Cabang Bulukumba baru menggelar seremoni perayaan beberapa hari setelahnya.
Kegiatan berlangsung meriah dan dimanfaatkan sebagai ruang kolaborasi lintas sektor.
BACA JUGA: Ratusan Ribu Personel Dikerahkan, Operasi Lilin 2025 Resmi Dimulai di Luwu Timur
Dalam kesempatan tersebut, Iptu Muhammad Ali menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap berbagai modus penipuan online yang kian berkembang.
Ia menyebut, pelaku kejahatan digital saat ini memiliki kemampuan teknologi yang mumpuni serta terus memperbarui cara menjalankan aksinya.
“Pelaku penipuan online cukup cerdas dan memahami teknologi informasi. Berdasarkan pemetaan, sebagian besar pelaku yang beraksi di Sulawesi Selatan teridentifikasi berasal dari wilayah Sumatera,” kata Muhammad Ali.
BACA JUGA: UMP Sulsel 2026 Naik 7,21 Persen, Pengusaha Ingatkan Ancaman Inflasi
Ia menambahkan, pengungkapan kasus penipuan daring bukanlah hal yang mustahil, namun memerlukan proses panjang dan kerja sama lintas wilayah.
Oleh karena itu, langkah pencegahan dinilai jauh lebih efektif dibandingkan penindakan semata.
“Kami terus melakukan upaya mitigasi dan sosialisasi agar masyarakat tidak menjadi korban. Pencegahan adalah kunci utama,” ujarnya.
Muhammad Ali mengingatkan, dampak penipuan daring bisa sangat merugikan secara psikologis maupun ekonomi, terlebih jika uang yang hilang merupakan hasil tabungan jangka panjang.
“Bayangkan jika uang yang dikumpulkan bertahun-tahun untuk keperluan ibadah haji atau kebutuhan adat, tiba-tiba hilang karena kelengahan. Ini yang harus kita cegah bersama,” katanya.
Khusus di Bulukumba, ia mengungkapkan bahwa modus penipuan yang paling sering ditemukan adalah penipuan segitiga, terutama dalam transaksi jual beli kendaraan bermotor.
Modus ini melibatkan pelaku yang berpura-pura sebagai pembeli atau penjual, serta menghadirkan pihak ketiga sebagai perantara.
“Korban biasanya tergiur harga murah. Pelaku kemudian mengarahkan korban bertemu di suatu lokasi, namun transaksi tetap diarahkan melalui transfer ke rekening tertentu dengan alasan penjual berada di luar daerah,” jelasnya.
Ia menegaskan, transaksi yang sudah mempertemukan penjual dan pembeli seharusnya tidak lagi memerlukan pihak lain atau rekening berbeda. Kondisi tersebut patut dicurigai sebagai indikasi penipuan.
Selain itu, modus lain yang marak dilakukan pelaku adalah mengirimkan tautan atau aplikasi palsu dengan dalih pembayaran pajak atau verifikasi data, yang kemudian memancing korban untuk memberikan kode OTP.
“Jangan pernah membagikan kode OTP kepada siapa pun. Jika kode itu diberikan, pelaku bisa langsung menguasai akun WhatsApp atau aplikasi perbankan korban,” tegas Muhammad Ali.
Sebagai bentuk keseriusan, Polres Bulukumba tidak hanya menyampaikan imbauan secara lisan, tetapi juga menayangkan video edukasi singkat mengenai pencegahan penipuan online kepada seluruh peserta kegiatan.
Ia pun mengapresiasi BRI Cabang Bulukumba yang telah menyediakan ruang dan waktu bagi kepolisian untuk menyampaikan edukasi kepada masyarakat.
“Kami berterima kasih kepada BRI Bulukumba atas kolaborasi ini. Edukasi publik seperti ini sangat penting untuk meminimalkan risiko kejahatan digital,” ujar Muhammad Ali. (Sakril)



Tinggalkan Balasan