Bulukumba Dorong Penghapusan Stigma Kusta, OYPMK Suarakan Hak di Forum Multipihak
BULUKUMBA, TEKAPE.co – Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Yayasan NRL Indonesia menggelar pertemuan multipihak (multi-stakeholders meeting) di Ruang Pola Kantor Bupati Bulukumba, Kamis (11/12/2025).
Pertemuan ini menghadirkan puluhan Orang yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) untuk berdialog langsung dengan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pemangku kepentingan lainnya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Andi Baso Bintang, mewakili Bupati Bulukumba dalam kegiatan tersebut.
BACA JUGA: Pemkot Palopo Perkuat Layanan Publik, Terima Tiga Armada Bantuan
Hadir pula Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba, dr. H. Muhammad Amrullah, Ketua Komisi IV DPRD Bulukumba, H. Syamsir Paro, serta sejumlah undangan.
Meluruskan Misinformasi soal Kusta
Dalam paparannya, Amrullah menegaskan bahwa kusta sepenuhnya disebabkan oleh infeksi kuman, bukan oleh kutukan, santet, makanan tertentu, ataupun faktor keturunan seperti yang kerap dipercaya sebagian masyarakat.
“Kusta itu murni disebabkan oleh kuman dan bisa disembuhkan, selama pengobatan dijalankan secara teratur,” ujarnya.
BACA JUGA: Makassar Raup Rp 1,8 Triliun, Munafri Ingatkan Pelaku Usaha Tak Korbankan Pajak
Ia menambahkan, seluruh puskesmas di Bulukumba menyediakan obat kusta lengkap beserta petugas penanganannya.
“Karena itu, jangan pernah menghentikan pengobatan sebelum ada keputusan dokter,” kata Amrullah.
Mengusung Konsep Sipakatau Inklusi
Inisiator terbentuknya organisasi OYPMK Bulukumba, Syamsul Imam, memperkenalkan konsep Sipakatau Inklusi, pendekatan yang menekankan pemulihan martabat dan kesetaraan bagi para penyintas kusta.
Ia menilai, stigma sosial masih menjadi tantangan terbesar bagi OYPMK untuk kembali aktif di masyarakat.
“Ada sahabat-sahabat kita yang akhirnya meninggal bukan karena penyakitnya, melainkan karena tekanan sosial yang mereka hadapi,” kata Imam.
Ia juga berbagi pengalaman saat menghadiri kongres internasional beberapa waktu lalu, yang menurutnya menunjukkan bahwa pelibatan OYPMK masih rendah akibat stigma yang terus melekat.
“Sipakatau Inklusi bertujuan memastikan OYPMK bisa bersuara dan memperoleh hak yang sama sebagai warga negara. Bulukumba harus bebas dari stigma dan diskriminasi,” ujarnya.
Curahan Hati hingga Solusi Cepat di Lokasi
Usai pemaparan, sesi diskusi dipandu oleh Andi Baso Bintang. Beberapa OYPMK menyampaikan langsung berbagai persoalan yang mereka hadapi.
Salah satunya Fikri Hamzah, yang mengaku belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) maupun BPJS Kesehatan.
“Kalau bisa, saya difasilitasi untuk perekaman KTP,” ucapnya.
Permintaan tersebut langsung ditanggapi oleh perwakilan Dinas Dukcapil Bulukumba, Analis Kebijakan Bidang PIAK, Suharti. Ia memastikan proses perekaman akan dilakukan segera.
“Jika Fikri sudah memiliki Kartu Keluarga, setelah kegiatan ini kita langsung menuju Mal Pelayanan Publik untuk perekaman. Insya Allah besok KTP-nya sudah terbit,” tutur Suharti, disambut tepuk tangan peserta.
Harapan untuk Akses Pelatihan
Selain persoalan administrasi kependudukan, sejumlah OYPMK lainnya menyampaikan harapan agar pemerintah menyediakan pelatihan keterampilan yang dapat mendukung mereka memasuki dunia kerja atau merintis usaha mandiri.
Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal memperkuat sinergi antara pemerintah dan komunitas OYPMK, sekaligus mempercepat upaya menghapus stigma kusta di Kabupaten Bulukumba. (*/Sakril)



Tinggalkan Balasan