Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Air Sungai Suso Keruh Dua Bulan, DLH Luwu Ungkap Tiga Faktor Pemicu

Tampak Kondisi Air Sungai Suso berwarna kecoklatan atau Keruh. Gambar diambil pada Selasa, 2 Desember 2025, di area Intake PDAM Luwu. (ist)

LUWU, TEKAPE.co – Keruhnya air Sungai Suso di Kecamatan Bajo Barat, Kabupaten Luwu, yang berlangsung lebih dari dua bulan, mendapat perhatian serius berbagai pihak. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Luwu mengungkapkan adanya sejumlah faktor teknis yang diduga memicu perubahan kualitas air sungai.

Plt Kepala DLH Luwu, Usdin Iskandar, mengatakan pihaknya telah turun langsung ke lokasi untuk menelusuri penyebab kekeruhan. Dari hasil pemantauan, ia menyebut sedikitnya ada tiga faktor utama yang berpengaruh.

“Kami telah melakukan kunjungan langsung ke lokasi. Menurut kami ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kekeruhan di Sungai Suso. Pertama, luasan bukaan lahan tidak seimbang dengan jumlah dan dimensi sediment pond yang ada. Kedua, tidak adanya saluran pengarah aliran air dari sediment pond ke sungai. Ketiga, tingkat curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Latimojong,” ujar Usdin.

Ia menyampaikan DLH telah memberikan saran kepada PT Masmindo Dwi Area (MDA). “Dari hal tersebut kami sudah menyampaikan saran kepada pihak MDA untuk. Pertama, menambah jumlah sediment pond. Kedua, membuat saluran pengarah aliran air ke sungai, dan Ketiga, membuat sedimen pond di dekat sungai sebagai penyaring air sebelum air dialirkan ke sungai,” kata dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua II DPRD Luwu, Andi Mammang, juga memberikan tanggapan kondisi keruhnya air Sungai Suso. Ia menilai perlu memperkuat basis data guna memastikan penyebab utama perubahan kualitas air tersebut.

“Terkait air yang keruh, yang menjadi isu masyarakat, saran saya bagusnya kita perkuat data untuk mengetahui jelasnya kenapa air belakangan ini menjadi keruh, biarpun tidak hujan di hulu. Sehingga kita dapat meminta tanggung jawab bagi yang membuat air sehingga keruh,” ujar legislator Gerindra dari Dapil 4 Luwu itu, Jumat, 5 Desember 2025, kemarin.

Disamping itu, Aliansi Masyarakat Aliran Sungai Suso (AMASS) lebih dulu menyuarakan kecemasan warga. Mereka menilai perubahan warna sungai adanya dugaan kerusakan lingkungan.

“Sudah dua bulan lebih air Sungai Suso warnanya menjadi kemerahan. Dulu air ini sangat jernih, tapi setelah ada aktivitas pertambangan air Sungai Suso tidak lagi menjadi jernih. Air yang menjadi pasokan untuk PDAM kini sudah tidak layak lagi untuk digunakan,” kata Yudhi, perwakilan AMASS, kepada media, Selasa, 2 Desember 2025.

AMASS mendesak langkah cepat. “Kami mengecam tindakan yang merusak dan mencemari lingkungan, dan akan melakukan advokasi terkait air Sungai Suso yang menjadi keruh,” ujar Yudhi.

Kondisi tersebut berdampak langsung pada pelayanan PDAM Tirta Latimojong. Warga mengeluhkan air yang mengalir ke rumah mereka berubah keruh dan sulit diolah.

Direktur PDAM Luwu, Mardi Saleh, mengatakan pihaknya kesulitan memproses air baku yang kini membawa lumpur dalam jumlah besar.

“Kondisi air sampai sekarang sudah tidak pernah lagi jernih. Ini membuat kami kewalahan mengolah air jadi bersih karena sudah lumpur yang datang. Strainer pompa tertutup lumpur hingga pompa gagal isap. Biaya bahan kimia meningkat. Biasanya 5 ton bisa dipakai 3 bulan, sekarang hanya satu bulan lebih,” ujarnya.

Mardi menyebut, jika tingkat kekeruhan melampaui batas, PDAM tidak dapat lagi memproduksi air. “Pompa dimatikan tadi sore. Saya rencana mau bendung, tapi tiba-tiba datang banjir. Excavator tidak bisa kerja,” katanya.

Ia juga menyampaikan dampak meluas hingga sektor pertanian. “Petani mengeluhkan karena air yang digunakan membawa lumpur ke sawah. Kalau kering, mengeras,” ujar Mardi.

Untuk mengantisipasi ketidakpastian pasokan air bersih, PDAM berharap intake segera dipindahkan ke aliran Sungai (Salu) Kanna. “Kami bisa ambil air 200 sampai 250 liter per detik di Salu Kanna,” ujarnya.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, perubahan warna air Sungai Suso diduga berkaitan dengan pembangunan spillway di wilayah Tuara, yang merupakan bagian dari aktivitas PT Masmindo Dwi Area.

Redaksi telah berupaya meminta konfirmasi kepada pihak perusahaan, namun hingga berita ini diterbitkan, PT Masmindo Dwi Area belum memberikan tanggapan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini