PGSD UNCP Gelar Kuliah Budaya di Istana Luwu, Membumikan Nasionalisme Lewat Kearifan Lokal
PALOPO, TEKAPE.co – Pelataran Istana Luwu kembali menjadi saksi pertemuan antara tradisi dan pendidikan tinggi.
Pada Kamis 24 Juli 2025, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) menggelar Kuliah Budaya bertema “Membumikan Nasionalisme di Bawah Payung Budaya.”
Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi mata kuliah Etika, Moral, dan Karakter Tana Luwu, yang secara khusus dirancang untuk memperkenalkan mahasiswa pada nilai-nilai kearifan lokal.
Mahasiswa semester genap tahun akademik 2024/2025 tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan sejak pagi.
Mereka hadir dengan mengenakan sarung, berjalan beriringan memasuki halaman Istana Luwu, menciptakan suasana sederhana namun sarat makna.
Menurut panitia, busana sarung bukan sekadar simbol tradisi, tapi juga bagian dari proses edukatif.
“Ini cara kami mengontekstualisasikan nilai budaya lokal dalam praktik nyata,” ujar salah satu dosen pendamping.
Hadir sebagai pembicara utama, Andi Sulolipu Sulthani menyampaikan pokok-pokok penting mengenai sejarah Tana Luwu, filosofi arsitektur Istana Langkanae, serta ragam hias dan simbol-simbol adat yang mengandung pesan moral.
Ia menekankan pentingnya membaca budaya bukan hanya sebagai warisan, tetapi sebagai pedoman hidup.
Ketua Program Studi PGSD UNCP, Iin Dwi Aristy Putri, S.K.M., M.Kes., mengungkapkan apresiasinya atas sinergi yang terjalin dalam pelaksanaan kegiatan ini.
“Kami berharap Kuliah Budaya seperti ini bisa menjadi agenda rutin. Mahasiswa harus dibekali bukan hanya pengetahuan akademik, tetapi juga nilai-nilai luhur budaya lokal,” katanya.
Sementara itu, dosen pengampu mata kuliah, Haspidawati Nur, menilai kegiatan ini strategis untuk menyiapkan calon guru yang memahami konteks lokal.
“Ke depan, mereka harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ini dalam proses pembelajaran di kelas,” ujarnya.
Hal senada disampaikan dosen pendamping lainnya, Andi Kilawati. Ia menyebut kegiatan ini sebagai upaya strategis dalam memperkuat identitas lokal.
“Kita tidak boleh terputus dari akar budaya. Memahami sejarah dan budaya daerah adalah fondasi penting agar kita tidak larut dalam budaya luar yang mengikis jati diri,” katanya.
Andi Kilawati juga menyampaikan terima kasih kepada pihak Istana Luwu dan Dinas Kebudayaan Kota Palopo yang telah memberikan ruang dan dukungan penuh, sehingga kegiatan ini dapat berlangsung lancar.
Kesuksesan Kuliah Budaya kali ini menjadi acuan bagi kegiatan serupa di masa mendatang.
Dengan pendekatan yang bersahaja dan berkelanjutan, PGSD UNCP berharap dapat melahirkan pendidik yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga mampu merawat dan menanamkan nilai-nilai budaya lokal kepada generasi berikutnya.(*)
Tinggalkan Balasan