Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Dugaan Pemerasan, Nama Kapolsek Bantaeng Terseret Setoran Rutin dari Pengepul Togel

Ilustrasi pemerasan. (net)

BANTAENG, TEKAPE.co – Skandal dugaan pemerasan terhadap seorang pengepul togel di Polres Bantaeng, Sulawesi Selatan, memasuki fase baru.

Pengakuan mengejutkan datang dari Asikin (61), salah satu dari 12 warga yang ditangkap aparat pada 2 Juli 2025 dalam penggerebekan praktik judi togel.

Kepada wartawan, Asikin mengaku rutin menyetor uang kepada Kapolsek Bantaeng, Iptu Andi Adi Wijaya, sebesar Rp2 juta setiap bulan.

Setoran itu, katanya, dimaksudkan untuk “mengamankan” aktivitasnya sebagai pengepul togel agar tak diganggu aparat.

“Ada setoranku tiap bulan sama Karaeng Adi, Kapolsek Kota Bantaeng. Rp2 juta satu bulan,” ujar Asikin saat ditemui di Mapolres Bantaeng, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, praktik tersebut sudah berjalan lebih dari satu tahun. Ia menyebut bandar yang menaunginya bernama Maha.

“Saya setor supaya aman kerja. Sudah lebih satu tahun saya jalan. Bosku namanya Maha,” tambah Asikin.

Pernyataan ini langsung menyulut perhatian publik, memunculkan dugaan adanya pembiaran, bahkan perlindungan, oleh oknum kepolisian terhadap praktik judi di wilayah tersebut.

Namun Iptu Andi Adi Wijaya membantah keras tudingan itu.

Kepada wartawan, Kamis 17 Juli 2025, dia menyatakan tidak pernah menerima setoran dari siapa pun.

“Tidak ada itu. Termasuk saya yang tangkap sendiri semua yang begitu-begitu. Saya tidak mau begitu. Nda ada itu. Saya sudah mau pensiun bulan November,” kata Andi Adi.

Ia menegaskan, tidak ada anggota Polsek Bantaeng yang terlibat dalam praktik serupa. “Nda ada, nda ada di sini,” ujarnya.

Terpisah, muncul pula informasi lain yang menyebut adanya permintaan uang dari oknum penyidik kepada keluarga Asikin agar proses hukum bisa dihentikan.

Hal ini disampaikan oleh Marsidi, kakak kandung Asikin.

Menurut Marsidi, adiknya ditekan agar membayar uang damai.

Oknum penyidik, disebut-sebut sebagai pihak yang meminta uang tersebut.

“Pertama diminta Rp30 juta, sudah disiapkan. Tapi disuruh tambah jadi Rp50 juta. Katanya atas permintaan Kasat,” ungkap Marsidi.

Uang tersebut rencananya akan dibagi dua antara keluarga Asikin dan bosnya, sang bandar togel. Masing-masing diminta menyiapkan Rp15 juta.

“Bandarnya sampai sekarang tidak ditangkap. Polisi bilang tunggu dulu ketemu bandarnya baru adikku bisa keluar. Tapi sudah 13 hari belum keluar juga,” tutur Marsidi.

Asikin ditangkap di sebuah rumah di Kecamatan Bantaeng saat sedang mencatat angka togel.

Total 12 orang diamankan, dua di antaranya dipulangkan karena tidak terbukti terlibat.

Sementara proses hukum terhadap Asikin masih terus bergulir.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini