Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Pasca Studi Tiru, Luwu Timur Langsung Datangkan Mesin Belt Conveyor untuk TPS3R Baruga

Mesin pemilah sampah jenis belt conveyor dari Banyumas, Jawa Tengah, yang akan dibawa ke Luwu Timur. (ist)

MALILI, TEKAPE.co — Pemerintah Kabupaten Luwu Timur menunjukkan keseriusan dalam membenahi persoalan sampah dengan langkah cepat dan konkret.

Hanya beberapa hari setelah melakukan studi tiru ke tiga daerah di Jawa—Yogyakarta, Banyumas, dan Bandung—pemerintah daerah langsung mengamankan pengadaan mesin pemilah sampah jenis belt conveyor dari Banyumas, Jawa Tengah.

Mesin ini disiapkan untuk memperkuat operasional Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Baruga, Kecamatan Towuti. TPS3R tersebut akan menjadi percontohan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Luwu Timur.

Dukungan PT Vale dan Lima BUMDes Wujudkan Program Lingkungan Berkelanjutan

Pengadaan mesin ini bukan berasal dari APBD, melainkan hasil kolaborasi antara lima Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kecamatan Towuti dengan dukungan dana tanggung jawab sosial (CSR) dari PT Vale Indonesia Tbk.

Inisiatif ini mencerminkan sinergi antara pemerintah desa, dunia usaha, dan partisipasi aktif masyarakat dalam menghadirkan solusi konkret terhadap persoalan lingkungan.

Siap Dikirim, Bupati Akan Tinjau Lokasi TPS3R Baruga

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Luwu Timur, Muhammad Yusri, menyampaikan bahwa mesin yang telah selesai diuji coba di Banyumas, akan diberangkatkan dari Surabaya menuju Makassar pada Kamis (17 Juli 2025) dan dijadwalkan tiba di Luwu Timur pada Minggu (20 Juli 2025).

“Sebelum mesin tiba, Bapak Bupati Irwan Bachri Syam akan turun langsung meninjau kesiapan lokasi TPS3R Baruga, agar saat mesin datang bisa langsung dipasang dan difungsikan,” ungkap Yusri.

Deny: Ini Mesin Standar, Tinggal Siapkan SDM-nya

Deny, pegiat lingkungan dari Towuti yang turut dalam studi tiru, menilai bahwa mesin belt conveyor dari Banyumas tersebut sudah memenuhi standar kebutuhan TPS3R.

“Kalau dilihat dari sisi teknis dan operasional, alat ini sangat layak. Sekarang tinggal bagaimana kita menyiapkan operator yang profesional agar pengelolaan bisa optimal,” ujar Deny.

Dia berharap TPS3R Baruga bisa menjadi percontohan yang menginspirasi kecamatan lain di Luwu Timur dalam menerapkan sistem serupa.

Mario: Semua Pihak Harus Terlibat, Sampah Tanggung Jawab Bersama

Senada dengan Deny, Mario, tokoh muda dari Wasuponda yang juga ikut serta dalam kunjungan studi tiru, menegaskan pentingnya peran serta masyarakat.

“Sampah itu bukan cuma urusan pemerintah atau PT Vale, tapi kita semua. Karena kita semua adalah produsen sampah,” tegasnya.

Ia pun menyampaikan apresiasinya terhadap langkah progresif Pemkab Luwu Timur dan PT Vale yang telah berani mengambil tindakan nyata dalam penanganan sampah.

“Langkah ini sangat kami dukung. Semoga TPS3R Baruga bisa segera aktif dan menjadi role model untuk kecamatan lain,” ujarnya.

Tahap Awal Penguatan Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu di Luwu Timur

Kehadiran belt conveyor menjadi bagian awal dari upaya mewujudkan sistem pengelolaan sampah terpadu di Luwu Timur.

Selain mempermudah proses pemilahan, alat ini juga akan meningkatkan efisiensi kerja serta menjaga kesehatan para petugas pengelola TPS3R.

Dengan dukungan pemerintah desa, masyarakat, dan pihak swasta, Pemkab Luwu Timur menargetkan perluasan program TPS3R ke berbagai wilayah lainnya.

“Setelah Baruga, kita akan dorong pengembangan di wilayah Tomoni, Burau, dan kecamatan lain,” tutup Yusri. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini