Warga Rampi Unjuk Rasa Desak Pencabutan IUP PT Kalla Arebama
LUWU UTARA, TEKAPE.co – Ribuan warga Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, menggelar aksi unjuk rasa menolak Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Kalla Arebama, Senin 23 Juni 2025.
Aksi yang dipusatkan di Desa Onondowa itu berlangsung damai namun penuh semangat, dengan satu tuntutan utama: cabut IUP PT. Kalla Arebama dari wilayah adat Rampi.
Koordinator aksi, Frans, menyebut bahwa cakupan wilayah IUP PT. Kalla Arebama yang mencapai 12.010 hektare mencakup sebagian besar wilayah vital masyarakat Rampi.
“Di dalam area IUP itu terdapat pemukiman warga, lahan pertanian, peternakan, bahkan situs sejarah dan kampung tua. Ini bukan sekadar hutan kosong—ini tanah hidup kami,” tegas Frans.
Yesaya Wungko, tokoh adat Rampi, menegaskan bahwa masyarakat tidak pernah memberi persetujuan atas izin tersebut.
“Kami menolak tanpa syarat. Tanah ini tanah adat. Pemberian IUP tanpa sepengetahuan masyarakat adat adalah bentuk pelanggaran hak kolektif kami,” ucapnya.
Penolakan juga disuarakan oleh Rian Wunta, perwakilan pemuda Rampi, yang mengkritik ketertutupan dalam proses perizinan.
“Proses terbitnya IUP ini tidak transparan dan mengabaikan prinsip Free, Prior and Informed Consent (FPIC). Masyarakat adat Rampi tidak pernah dilibatkan,” katanya.
Pernyataan sikap masyarakat disampaikan langsung oleh Tokei Tongko Rampi, Martin Lasoru. Ia menegaskan bahwa wilayah IUP menyapu bersih seluruh kawasan penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat.
“Yang masuk IUP itu bukan cuma tanah, tapi jejak sejarah, kampung tua, dan sumber kehidupan kami. Kami minta pemerintah pusat mencabut izin ini segera,” ujar Martin.
Menurutnya, kehadiran perusahaan atas dasar IUP yang tidak melalui persetujuan rakyat hanya akan memicu konflik sosial dan merusak tatanan budaya masyarakat adat.
Sebagai latar, Kecamatan Rampi dikenal sebagai wilayah adat bersejarah di Luwu Utara, dengan peninggalan megalitik dan bahasa lokal yang unik. Masyarakatnya telah mendiami wilayah tersebut selama ribuan tahun dengan pola hidup mandiri dan lestari. (*)
Tinggalkan Balasan