Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Sektor Pertanian Penyumbang PDRB Terbesar di Luwu

Foto: Rapat Pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2024–2029 di DPRD Luwu, Selasa, 22 April 2025. (dok.tekape.co)

LUWU, TEKAPE.co – Sektor pertanian masih berperan dalam perekonomian di Kabupaten Luwu, tercatat dalam lima tahun terakhir, sektor ini tercatat sebagai penyumbang terbesar ketiga terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang berperan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Luwu, Moh Arsal Arsyad, mengungkapkan bahwa sejak tahun 2020 hingga 2024, sektor pertanian dan perkebunan telah menjadi penopang ekonomi Luwu.

“Pada tahun 2020, sektor pertanian menyumbang Rp16 triliun terhadap PDRB. Angka ini terus meningkat menjadi Rp17 triliun di tahun 2021, Rp19 triliun di 2022, Rp20 triliun pada 2023, dan mencapai Rp21 triliun pada 2024,” ungkap Arsal dalam rapat pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2024–2029 di DPRD Luwu, Selasa, 22 April 2025.

Menurut Arsal, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Luwu mencapai 51 persen, menjadikannya sebagai sektor paling dominan dalam struktur ekonomi daerah.

“Artinya sektor pertanian ini menyumbang 51 persen dari PDRB Luwu selama ini,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa peredaran uang di Luwu selama periode 2020–2024 mencapai Rp22 triliun setiap tahun, dengan Rp11 triliun di antaranya berasal dari sektor pertanian.

Sektor-sektor lainnya turut berkontribusi namun dengan angka yang jauh lebih kecil. Sektor industri menyumbang Rp840 miliar, sektor konstruksi Rp2 triliun, dan sektor perdagangan sebesar 11 persen.

Sementara itu, sektor transportasi dan pergudangan hanya menyumbang 1 persen, dan jasa keuangan sebesar 1,3 persen. Laju pertumbuhan ekonomi berada di angka 3 persen, kemudian meningkat menjadi 6 persen.

Menurutnya dari, Data PDRB Luwu, setiap tahun, peredaran uang di Luwu mencapai Rp22 triliun. Itu terjadi sejak 2020 hingga 2024. Perputaran uang ini berasal dari sektor pertanian sebanyak Rp11 triliun. Kemudian, selebihnya sektor pemerintah terutama APBD Luwu mencapai Rp1,626 triliun tahun 2024.

“Pengeluaran PDRB hingga tahun 2024 mencapai Rp12,6 triliun. Konsumsi pemerintah mencapai Rp1,6 triliun. Kemudian ditambah instansi vertikal,” jelasnya.

Menanggapi data tersebut, anggota DPRD Luwu, Basaruddin, menekankan pentingnya perhatian lebih terhadap sektor pertanian. Ia menyoroti minimnya intervensi anggaran bagi sektor yang terbukti mampu menopang ekonomi daerah, terutama saat pandemi COVID-19.

“Saat covid yang lalu, ekonomi kita hanya ditopang sektor pertanian, lalu kenapa kita tidak memberikan intervensi anggaran?,” tegas, Basaruddin. Menurutnya, kalau pertanian digenjot, ekonomi masyarakat akan maju. Kemiskinan berkurang.

Sementara itu, anggota DPRD lainnya, Summang, menilai bahwa data yang dipaparkan itu masih bersifat data lama. Menurutnya data ini harusnya menjadi landasan untuk menyusun RPJMD lima tahun ke depan.

“Sementara data ini harus menjadi dasar untuk membahas RPJMD lima tahun ke depan,” ujarnya.

Wakil Ketua DPRD Luwu, Zulkifli, turut mengingatkan bahwa penyusunan RPJMD harus mengacu pada Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

“Kalau belum ada yang baru, silahkan mengadopsi RTRW lama,” ujarnya. (rls/ilh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini