Bersama 300 Tim, 200-an Lansia Bergerak Menangkan Ibas-Puspa di Desa Maleku
MANGKUTANA, TEKAPE.co – Program Kartu Lansia yang ditawarkan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Luwu Timur nomor urut 3, Irwan Bachri Syam – Puspawati Husler (Ibas-Puspa) mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakat Desa Maleku Kecamatan Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur.
Hal itu ditandai dengan gerakan Lansia yang ikut bergerak memenangkan Ibas-Puspa di wilayah tersebut.
Ada sekira 200 lebih Lansia atau warga yang telah berusia di atas 60 tahun, ikut bergerak membantu tim pemenangan Ibas-Puspa di Desa Maleku.
Ibas, hadir langsung mengukuhkan lebih dari 300 tim pemenangan desa dan relawan Ibas-Puspa, Kamis malam, 10 Oktober 2024.
Usai mengukuhkan, Ibas memberikan apresiasi dan terimakasih atas dukungan dan antusiasme warga untuk bergerak memenangkan pertarungan di Pilkada Lutim 2024 ini.
Ia mengatakan, target kemenangan 80% Ibas-Puspa di Desa Maleku adalah hal yang sangat realistis.
“Saya melihat semangat juang tim dan dibantu para orang tua kita, sangat luar biasa. Ditambah lagi data di Pilkada lalu, kemenangan alm Pak Husler hingga 75%, yang sekarang telah menyatu di Ibas-Puspa, sehingga jika target kemenangan 80% kali ini, saya rasa sangat realistis,” ujar Ibas.
Ibas juga menyampaikan, dalam memilih pemimpin, ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni lihat siapa figurnya dan kedua apa program atau yang akan dilakukan 5 tahun kedepan.
Sementara itu, tim pemenangan Ibas-Puspa, Mama Jhoni mengatakan, saat ini sudah ada 200-an Lansia yang siap bergerak mendukung kemenangan Ibas-Puspa.
Sedangkan, Ketua Tim Pemenangan Kabupaten Ibas-Puspa, Herdinang memaparkan sejumlah program Ibas-Puspa.
Diantara program itu adalah akan dibangun pabrik beras agar harga gabah petani bisa lebih terjamin.
Kemudian untuk menyelesaikan masalah produksi yang cenderung menurun, Ibas-Puspa akan memberikan bantuan pupuk gratis dan pestisida, serta menjamin ketersediaan pupuk bagi petani Luwu Timur.
Herdinang juga menyinggung soal sejumlah program Ibas-Puspa yang dianggap tidak rasional.
Menurut Herdinang, jika program yang dipersoalkan tim lain itu adalah tandanya kalau program tersebut inovatif, karena pemikiran mereka belum sampai ke sana.
“Kalau Bupati cara berpikirnya biasa-biasa saja, maka tidak usah jadi Bupati. Karena Bupati harus punya loncatan berpikir yang jauh kedepan,” tandasnya. (*)
Tinggalkan Balasan