BKB Jadi Pintu Masuk Penanganan Stunting, Bupati Tana Toraja dan Toraja Utara Dikukuhkan Sebagai Duta Orang Tua Hebat
TORAJA, TEKAPE.co – Program Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan suatu program dalam rangka pembinaan keluarga untuk mewujudkan tumbuh kembang balita secara optimal. Sasarannya adalah keluarga/orang tua yang memiliki anak balita usia 0-5 tahun.
Ketika Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting diterbitkan, keberadaan BKB semakin menjadi strategis. Karena program yang kemudian berbentuk kelompok ini bisa ikut mendorong terwujudnya tujuan dari Perpres tersebut. Yakni, stunting 14 persen di 2024 dan pencegahannya ke depan.
Untuk diketahui, jumlah kelompok BKB di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 3.338 kelompok. Kelompok ini menyebar diantaranya di Kabupaten Tana Toraja sebanyak 138 kelompok dan Kabupaten Toraja Utara sebanyak 60 kelompok. Kesemuanya aktif hingga saat ini.
Untuk diketahui, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Kabupaten Tana Toraja pada 2021 mencapai 29,2 persen dan terjadi kenaikan pada 2022 sebesar 35,4 persen.
Sementara di Kabupaten Toraja Utara pada 2021 mencapai 32,6 persen, terjadi kenaikan 34,1 persen pada 2022.
Melihat kondisi tersebut, sangat diperlukan komitmen pemerintah daerah dalam menurunkan prevalensi stunting. Salah satu upayanya melalui pengukuhan Duta Orang Tua Hebat.
Theofilus Allorerung SE, Bupati Tana Toraja periode 2021 hingga sekarang. Pria kelahiran 1957 ini menikah dengan Yariana Somalinggi, SE. Mereka dikaruniai seorang putri.
Keduanya dikukuhkan sebagai Duta Orang Tua Hebat Kabupaten Tana Toraja. Ikut pula dikukuhkan Yohanis Bassang, SE, M.Si yang merupakan Bupati Toraja Utara beserta istri Agustina Mangande. Keduanya menjadi Duta Orang Tua Hebat Kabupaten Toraja Utara.
Pengukuhan dilakukan Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN RI, dr. Irma Ardiana, MAPS, bertempat di Gedung Tammuan Mali’, Kabupaten Tana Toraja, Senin (27/11/2023).
Ikut mendampingi Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan, Shodiqin, SH, MM.
Dengan adanya Duta Orang Tua Hebat, diharapkan komitmen kedua pemerintah daerah tersebut dalam penurunan stunting semakin bulat, hingga terimplementasi segera di tingkat desa.
Salah satu pintu masuk dalam percepatan penurunan stunting, menurut BKKBN Sulawesi Selatan adalah melalui pengembangan kerjasama dengan BKB setempat.
Pada dasarnya, penyebab stunting juga disebabkan kesalahan dalam pola pengasuhan oleh orang tua. Kelompok BKB bisa melakukan penanganan stunting melalui intervensi sensitif.
Intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting yang umumnya berada di luar persoalan kesehatan. Intervensi ini berkontribusi 70 persen pada penurunan stunting.
Dalam kesempatan itu, Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, mengeluhkan tidak proporsinya rasio ketersedian Penyuluh KB dengan kondisi geografis di wilayahnya.
Dia merujuk buku petunjuk teknis untuk penyuluhan kepada masyarakat.
“Kita ketahui kondisi geografis Tana Toraja dan Toraja Utara yang masih terdapat daerah yang belum bisa diakses kendaraan. Kemudian tidak proporsinya rasio ketersediaan tenaga Penyuluh KB di sini sehingga penyuluhan ada yang hanya dilakukan Tim Pendamping Keluarga (TPK) tanpa ada arahan PKB.”
“Ke depan, diharapkan ada buku petunjuk teknis penyuluhan yang sederhana dan dapat dipahami secara praktek oleh masyarakat,” ujar Theofilus.
Bupati juga mengatakan akan memakai data Keluarga Berisiko Stunting sebagai acuan pemerintah daerah dalam mengintervensi stunting hingga di level bawah.
“Dengan memakai data ini, kolaborasi lintas sektor akan mudah dilakukan dan target sasaran pun tepat sasaran untuk ditangani,” ujar Bupati. (hms)
Tinggalkan Balasan