Lagi, Jenazah Digotong Sejauh 40 Km ke Rampi
MASAMBA, TEKAPE.co – Insiden jenazah digotong sejauh berkisar 36 – 40 km ke Rampi, kembali terjadi, Sabtu 9 Januari 2019.
Rampi, salah satu kecamatan terpencil Kabupaten Luwu Utara, itu memang dikenal karena akses jalannya yang hanya bisa dilalui sepeda motor khusus, yang telah dimodifikasi.
BACA JUGA:
Warganet Terharu Lihat Ada Warga Rampi Luwu Utara Gotong Jenazah Sejauh 36 Km
Jenazah yang harus digotong kali ini adalah Renti Tanta alias Mama Dewi. Ia menghembuskan nafas terakhirnya setelah sekitar dua pekan menjalani perawatan di RSUD Andi Djemma Masamba, Kamis 7 Februari 2019, sekira pukul 11:30 Wita.
Sebelum dirujuk ke RSUD Masamba, almarhumah dirawat selama tiga hari di Puskesmas Rampi.
Namun karena keterbatasan fasilitas, mengharuskan mendiang Renti Tanta harus dirujuk ke RSUD Masamba, 30 Januari 2019, lalu.
Setelah meninggal, jenazah terpaksa dibawa ke Rampi lewat jalur darat, karena keterbetasan biaya untuk carter pesawat perintis, yang biayanya hingga Rp50 juta.
Jenazah digotong dari Desa Bada Ngkaia Kecamatan Lore, Kabupaten Poso, Provinsi Sulteng.
Berjarak sekitar 36 hingga 40 km dari Desa Bada ke Rampi, mereka menempuhnya selama 11 jam. Sekira pukul 06.00 pagi mereka berangkat di Desa Bada, dan tiba di Rampi sekira pukul 17.00 wita. Mereka diguyur hujan sepanjang perjalanan.
Sementara jarak antara Kecamatan Rampi – Masamba, kurang lebih 90 km, dan akses infrastruktur jalan sangat sulit untuk dilalui.
Adapun akses penunjang yang cepat ialah jalur udara dalam hal ini pesawat. Hanya saja ongkos atau biaya pesawat ini yang sulit dan cukup menekan.
NONTON:
Video Jenazah Digotong Sejauh 40 Km dari Poso ke Rampi
Mahasiswa Rampi, Bangsi Bati, mengatakan, keluarga almarhumah Renti Tanta sepakat lewat jalur darat, karena persoalan biaya.
“Keluarga berembuk dan bersepakat untuk membawa almarhuma Renti Tanta ke Rampi untuk dimakamkan di sana, lewat jalur Sulawesi Tengah (Masamba – Pendolo – Tentena – Bada). Artinya, untuk sampai ke Rampi, harus lintas provinsi,” jelasnya.
Setelah sesampai di Bada, almarhuma ditandu menuju Rampi. Sebab akses jalan tidak bisa lagi dilalui kendaraan roda empat.
“Atas peristiwa tersebut, PB IPMR mengungkapkan rasa prihatin dan turut berdukacita atas peristiwa duka yang dialami keluarga almarhuma,” ungkap Bangsi Bati, Ketua Umum IPMR ini. (*)
Tinggalkan Balasan