Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Jalur Ekstrem Sabbang-Seko Sudah Terbenahi 48 Km, Kelanjutannya Dianggarkan Rp41 M di 2019 Ini

Jalur ekstrem Sabbang-Seko, Kabupaten Luwu Utara yang penuh lumpur. (foto: ist)

MASAMBA, TEKAPE.co – Ruas jalan provinsi dari Kecamatan Sabbang dan Kecamatan Seko sepanjang 113 Km terus dibenahi.

Jalur ekstrem yang menghubungkan Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat itu disebutkan telah dirabat beton sepanjang 48 km atau sekitar 41 persen.

Kondisi jalan Sabbang-Seko ini terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2007 lalu, jalan beraspal di jalur ini hanya ditemukan dari Desa Sabbang hingga Desa Tulak Tallu, atau sekitar 10 Km dengan kondisi aspal kasar dan sempit. Selebihnya, jalan tanah berbatu dan berlumpur.

Namun saat ini berkat pembangunan yang terus dilakukan Pemprov Sulawesi Selatan, sekitar 41% atau sepanjang 48 Km telah beraspal hotmix dan rabat beton yaitu dari Sabbang sampai dengan Kecamatan Rongkong Desa Komba.

Jalur yang melintasi 3 kecamatan ini yaitu Sabbang, Rongkong dan Seko terbilang cukup berat, hingga sempat viral dengan julukan ‘ojek termahal di dunia, bertarif ojek Sabbang – Seko pulang pergi hingga sebesar Rp2 juta.

Walau sebagian telah beraspal dan rabat beton namun medan berat jalur ini masih dirasakan sejak dari Desa Minanga dan Rinding Allo Kecamatan Rongkong, dengan kondisi batu lepas.

Kemudian di sekitar Mabusa, Salu Lemo dan Palandoan, tekenal dengan lumpur yang dalam, dan yang paling ganas dijalur ini yaitu Lassa. Selain lumpur dari tanah liat yang pekat, daerah perbukitan dengan kondisi mendaki dan menurun ini membuat jalur ini paling ditakuti oleh pengendara mobil dan motor.

Menurut Tim Pemda Luwu Utara yang melintasi jalur ini menggunakan motor dalam rangka mengikuti rangkaian kunjungan kerja Bupati Luwu Utara di Kecamatan Seko selama 3 hari, 4-6 Pebruari 2019, hanya beberapa orang tim yang mampu tembus ke Seko dalam 1 hari perjalanan. Sedangkan lainnya banyak yang harus bermalam di jalan hingga membutuhkan waktu 2 hari perjalanan.

Selain Kondisi jalan yang hampir setiap hari berubah oleh guyuran air hujan, resiko lainnya yang selalu menghantui mereka yang melalui jalur ini yaitu terjatuh ke jurang, kerusakan kendaraan dan kehabisan tenaga.

Belum lagi suasana sunyi. Sebab jalur ini membelah hutan lindung, menambah suasana tegang saat melintasinya. Sehingga diperlukan persiapan yang matang sebelum berangkat, utamanya fisik dan kondisi kendaraan.

Selain itu, beberapa suku cadang motor dan alat bengkel berupa pompa dan kunci – kunci perlu dibawa serta jika ingin menaklukkan jalur ekstrem ini.

Kabag Humas dan Protokol, Syahruddin, SSTP, yang akrab disapa Pak Ucok, sempat mencoba menaklukkan jalur Sabbang-Seko, dengan menggunakan motor trail. Namun ia mengaku cukup kelelahan melintasi jalur ini.

“Saya terpaksa bermalam di hutan, karena kondisi motor yang saya kendarai kehabisan kampas kopling akibat medan yang sangat berat,” ujar Syahruddin.

Sementara itu, Naswan salah satu sopir mobil pick up jenis Mitsubishi Strada memuat hasil bumi dari Seko yang juga melintas dijalur itu, berangkat dari Eno, Ibu Kota Kecamatan Seko, menuju Sabbang bertemu dengan Tim Pemda Luwu Utara di Lassa.

Namun sampai Tim kembali dari Seko, Naswan dan beberapa rekannya masih di sekitar Mabusa. Menurut Naswan dirinya sudah 8 hari dalam perjalanan dan diperkirakan masih sekitar 2 hari lagi sampai ke Sabbang.

“Pada musim kemarau jalur ini biasanya kami tempuh paling lama 5 hari tergantung kondisi mobil, namun saat musim hujan seperti saat ini kami harus menempuhnya 10 hari perjalanan,” jelas Naswan.

Kehadiran Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indiriani di Kecamatanan Seko membawa angin segar. Di hadapan masyarakat Seko pada acara Lempas Sambut Camat Seko, awal pekan lalu, Indah mengungkapkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tahun ini telah menyiapkan anggaran untuk kelanjutan pembangunan jalan Sabbang – Seko yang nilainya cukup besar.

“Kita bersyukur Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memberikan perhatian besar terhadap Kabupaten Luwu Utara, utamanya masyarakat Seko, informasi terakhir tahun ini nilainya sekitar Rp60 Milyar, namun lebih jelasnya dapat menghubungi Kadis PUPR,” ungkap Indah.

Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Luwu Utara, Suaib Mansur ST MSi, mengatakan berdasarkan informasi dari Kabid Bina Teknik Dinas Bina Marga Provinsi Sulsel, Anggaran yang tersedia tahun 2019 untuk ruas jalan Sabbang-Seko sebesar Rp41 Milyar, namun dana ini dapat saja bertambah.

“Dana yang disiapkan untuk ruas Sabbang-Tallang sebesar Rp13 Milyar bersumber dari APBD Provinsi. Sedangkan untuk ruas Tallang-Sae akan ditangani melalui dana APBN sebesar Rp28 milyar,” bebernya.

Ia menjelaskan, jenis pekerjaan keduannya adalah pengkerikilan (gravel road). Selanjutnya untuk ruas Sae-Lambiri-Eno Pemprov Sulsel berencana akan memberikan bantuan ke Pemkab Luwu Utara untuk pekerjaan gravel road dengan besaran anggaraan yang masih menunggu informasi dari Provinsi.

Rencana menuntaskan pembangunan infrastruktur jalan ke Seko oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dibawah komando Gubernur Prof Dr Ir HM Nurdin Abdullah MAgr, cukup beralasan.

Selain menyambungkan koneksi antara 2 Provinsi Sulsel dan Sulbar, juga membuka akses untuk pengembangan potensi sumber daya alam di Kecamatan Seko, dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan Pariwisata. (hms)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini