Wartawan Kritisi Gaya Kapolres Palopo Alergi Jurnalis, Apa yang Ditakuti?
PALOPO, TEKAPE.co – Sikap antikritik dan tertutup masih kerap ditunjukkan oleh sejumlah aparat Polri, terutama saat dimintai konfirmasi oleh wartawan.
Kondisi ini menjadi sorotan serius insan pers yang menilai bahwa perilaku semacam itu mencedarai prinsip transparansi dan akuntabilitas public.
Sejumlah wartawan di grup WhatsApp, mengecam keras sikap Kapolres Palopo, AKBP Dedi Surya Darma yang memilih bungkam atau menghindar Ketika wartawan menjalankan tugas jurnalistik.
“Kapolres sudah diungdang masuk ke grup, tapi tidak mau,” ungkap salah satu wartawan.
“Kapolres yang baru ini berbeda dengan pendahulunya, cepat merespon konfirmasi teman-teman wartawan,” tambahnya.
Penegasan yang sama juga disampaikan seorang wartawan Palopo, Rindu.
Ia menilai mantan Kapolres Enrekang ini seperti alergi terhadap pertanyaan wartawan.
“Seperti alergi terhadap wartawan. Padahal konfirmasi adalah bagian mendasar dari kerja jurnalistik untuk mencegah informasi yang bias,” katanya.
Ia menyebut, wartawan bukan musuh, melainkan pilar demokrasi yang mengawal jalannya pemerintahan agar tetap berada di jalur kepentingan publik.
Namun dalam praktiknya, sikap tertutup narasumber justru memperkeruh opini dan merugikan masyarakat yang berhak atas informasi yang jelas dan berimbang.
“Ini bukan era otoriter. Kalau masih takut pada pertanyaan wartawan, sebaiknya jangan jadi kapolres,” kritiknya tajam.
Diketahui, undang-undang menjamin hak wartawan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas.
Sikap menutup-nutupi atau menghindar bisa dianggap sebagai bentuk pelecehan terhadap fungsi pers.(*)
Tinggalkan Balasan