Virus Corona Bukan Alasan Untuk Bersikap Rasis
GLOBAL, TEKAPE.co – Beberapa pihak memanfaatkan Virus corona yang menyebabkan lebih dari 500 orang meninggal dunia ini, sebagai lelucon.
Tidak hanya menjadi bahan lelucon, juga wabah ini terkadang dipakai sebagai bahan rasis.
Dilansir dari media Kompas.com, sekitar tiga minggu lalu, Trang Dong, warga Amerika keturunan Vietnam berusia 21 tahun mengunggah video ke TikTok.
Dalam video tersebut, Dong dan sepupunya menyeruput kaldu sisa dari pho. Mereka memegang sendok mereka bersamaan dengan sumpit.
Beberapa hari kemudian, video Dong telah memperoleh komentar bernada rasis. Seperti, “Di mana kelelawar dalam supmu?”
“Ini waktunya corona,” komentar orang lain, merujuk pada virus corona yang berasal dari Wuhan, China, pada akhir 2019 dan telah menginfeksi lebih dari 19.000 orang.
“Mereka membuat lelucon tentang hal yang sangat serius,” kata Dong.
Ketika para pejabat berupaya mengatasi virus corona yang baru-baru ini disebut WHO sebagai darurat kesehatan masyarakat global, rasisme anti-Asia dan xenophobia terus berlanjut.
Pada 9gag, situs meme dan GIF, seorang pengguna mengunggah gambar pria dengan lidah terbuka, memandangi seorang wanita.
Pria itu dikonotasikan sebagai virus corona, dan sang wanita “sup kelelawar China.”
Dalam tweet yang viral, sebuah akun mengunggah video wanita yang makan kelelawar dengan komentar, “Ketika kamu makan kelelawar dan tikus bambu, mengapa kalian semua terkejut saat # coronavirus muncul?”
Sejumlah restoran merugi, karena orang-orang berbagi peringatan palsu, di mana masakan China entah mengapa dianggap bisa menyebarkan virus.
Kyra Nguyen, warga Amerika keturunan Vietnam berusia 20 tahun dari Los Angeles mengatakan, “Setelah berita tersebar di Amerika, berita itu mulai menanjak dengan komentar rasis,” katanya.
“Sebelumnya, rasanya seperti ‘oh, kejadiannya di China, jadi orang-orang tidak khawatir tentang itu,’ saya kira.”
Tapi banyak unggahan Twitter dan Facebook menyalahkan orang China, karena membuat dan menyebarkan virus.
Jika orang lain menentang pernyataan rasis mereka, banyak pengguna, termasuk yang berkomentar di video Dong, membela pernyataan tersebut sebagai “lelucon.” (*)
Tinggalkan Balasan