Tak Selesaikan Musda, DPP Golkar Panggil Taufan Pawe
MAKASSAR, TEKAPE.co – Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan Taufan Pawe dipanggil menghadap ke DPP Partai Golkar pada Kamis 19 Agustus 2021.
Taufan Pawe menghadap ke Wakil Ketua Umum Bidang Bappilu Ahmad Doli Kurnia Tanjung, Wakil Ketua Umum Bidang Kepartaian Kahar Muzakkir, dan Muhidin M Said Ketua Bappilu Wilayah Sulawesi.
Taufan Pawe juga menghadap Sekretaris Jenderal Golkar, Lodewijk Freidrich Paulus di ruang kerjanya, Gedung Nusantara I DPR RI.
Ia mengatakan, keterlambatan musyawarah daerah di 24 kabupaten kota karena pihaknya ingin selektif memilih figur pemimpin beringin.
Sejumlah pertimbangan sehingga musyawarah daerah belum rampung hingga pertengahan Agustus 2021 ini.
Hal itu ia sampaikan saat dipanggil tiga elite Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar di Jakarta.
“Saya dipanggil untuk mengetahui kenapa belum selesai musda. Saya sampaikan jawaban kita pakai pendekatan kualitas bukan kuantitas, keterlambatan ini karena kita butuh figur ketua DPD II terbaik yang siap memenangkan Bapak Airlangga, siap memenangkan pileg, dan menang pilkada,” kata Taufan Pawe kepada wartawan, Sabtu 21 Agustus 2021.
Taufan juga mengatakan 8 DPD II Golkar kabupaten kota yang belum rampung karena ada kendala menunggu Diskresi dari Ketua Umum Airlangga Hartarto.
Menurutnya ada sejumlah figur kuat untuk memimpin beringin. Namun terhalang persyaratan dan butuh diskresi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
“8 kabupaten kota yang tersisa ini ada beberapa kendala yaitu calon yang menguat itu dibutuhkan diskresi. Diskresi itu dari DPP dan belum turun sampai sekarang dan tidak mungkin kita laksanakan,” kata Taufan Pawe.
Taufan Pawe mengatakan diskresi jadi salah satu penghambat musda Golkar 24 kabupaten kota belum rampung.
“Karena kendala syarat diskresi. Salah satu indikator utama menang Airlangga kita pilih ketua DPD II yang tangguh. Bukan sekadar main tunjuk kayak pola-pola kemarin,” terangnya.
Taufan Pawe mengatakan dirinya dipanggil tiga elite DPP memanggil ke Jakarta untuk menyampaikan laporan perkembangan musda dan kendala-kendalanya.
“Saya tidak dikasih target harus selesai dua Minggu. Yang tersisa ini memang harus penuh kehati-hatian. Seperti Toraja Lutim ada masalah. Dan harus ada Diskresi. Bahkan saya ketemu Sekjen dikasih petunjuk, arahannya kerja saja semangat kerja saja harga mati untuk Pak Airlangga,” ujarnya. (*)
Tinggalkan Balasan