STKIP Puangrimagalatung Sengkang Latih Manajemen Kewirausahaan di Kampung Sutra
SENGKANG, TEKAPE.co – Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan (STKIP) Puangrimagalatung Sengkang menggelar pelatihan berbasis manajemen kewirausahaan untuk menjadikan desa mandiri berbasis kewirausahaan dan kreatif.
Kegiatan itu bekerjsama sama dengan pemerintah Desa Pakkanna dan kelompok pengusaha sutera yang ada di Desa Pakkanna, khususnya di Kampung Sutera, mulai Juni hingga Oktober 2018.
Kegiatan penunjang Tridharma Perguruan Tinggi melalui Pengabdian Masyarakat sebagai kegiatan Program Kemitraan Mayarakat (PKM) 2018 itu untuk memotivasi penguatan ‘Kampung Sutra’ bagi pengusaha produk sutra dan penjual sutra Siengkang.
Program yang didukung dan didanai RISTEKDIKTI ini bertemakan ‘Penguatan Desa Pakkanna sebagai Kampung Sutra melalui Pelatihan Berbasis Manajemen Kewirausahaan Pengusaha Produk dan Penjualan Sutera Siengkang di Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo.
Dosen STKIP Puangrimagalatung Sengkang, Muhammad Nasir, Senin 3 Desember 2018, mengatakan, di kampung sutra itu, merupakan tempat penjualan produk sutra yang menarik dan sering dikunjungi oleh para pengusaha, pemakai sutra, dan para wisatawan lokal, maupun internasional.
Letak kampung Sutera berada dalam kawasan wisata Danau Tempe. Jadi, kampung Sutera ini dijadikan sebagai kawasan pusat penjualan produk sutra atau kawasan penjualan cendramata.
“Melihat potensi yang ada, serta masalah bagi sebagian penduduk daerah kampung sutra, maka perlu adanya mitra dengan lembaga terkait,” jelasnya.
Karena itu, kata dia, pembinaan yang diberikan juga akan mencakup manajemen teknis produksi dan desain produk serta branding kemasan produk sutra.
Ia menjelaskan, upaya menumbuhkembangkan kewirausahaan yang memiliki tujuan sosial (pengentasan kemiskinan) dan berbasis pada kegiatan sosial, mitra akan diberikan pula motivasi kewirausahaan dan keterampilan manajerial berbasis manajemen kewirausahaan, yang mencakup manajemen produksi, manajemen keuangan, akuntansi sederhana dan manajemen pemasaran.
Selain itu, dilakukan pendampingan kepada mitra, agar upaya tersebut dapat terwujud dan berjalan dengan baik.
Ia menjelaskan, dalam kegiatan PKM ini ada beberapa Pembinaan yang diberikan dalam pengelolaan produk sutra yang merupakan budaya lokal desa Pakkanna, yaitu Seminar Motivasi dan Peluang Kewirausahan, Pembinaan, Pengembangan Produk Sutra, Penjualan Berbasis Oneline, Workshop Manajemen Kewirausahaan, dan Desain Kemasan Produk Sutra.
Kegiatan PKM ini di adiri oleh para kelompok pengusaha dan pengraji sutra yang ada desa Pakkanna.
Pemateri atau tutor dalam kegiatan ini dihadirkan dari Makassar yang memiiki yang telah berkompeten dalam manajemen kewirausahaan.
“PKM dilaksankan dengan dasar potensi daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Wajo dalam pengelolaan belum terealisasi secara optimal ke dalam masyarakat setempat, dengan alasan kurangnya pengetahuan akan hal tersebut,” jelasnya.
Pembinaan dan pelatihan keterampilan yang diberikan tidak bertolak dari apa yang dibutuhkan, menjadikan masyarakat tidak mampu untuk mengembangkan lebih lanjut apa yang telah mereka dapat dari pelatihan.
“Desa Pakanna dibentuk sebagai sebuah organisasi yang terstruktur, wadah bagi aktivitas masyarakat (penenun dan penjual sutra) dalam mengembangkan interaksi sosial dalam berwirausaha,” kata Nasir.
Para kelompok penenun dan pengusaha sutra sudah melembaga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, merupakan modal besar dalam berwirausaha yang mandiri, yang terjalin jejaring, kepercayaan, gotong-royong, dan nilai-nilai kehidupan lainnya.
“Pendayagunaan modal manajamen kewirausahaan tersebut dapat menjadi media pemberdayaan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja,” harapnya. (abt)
Tinggalkan Balasan