Risiko Serangan Jantung Meningkat saat Libur Akhir Tahun
JAKARTA, TEKAPE.co – Libur Natal dan Tahun Baru kerap dipandang sebagai masa penuh sukacita, pertemuan keluarga dan perayaan panjang.
Namun, periode ini juga menyimpan ancaman kesehatan yang serius.
Kalangan medis mencatat adanya peningkatan signifikan gangguan jantung yang berulang setiap akhir tahun, sebuah kondisi yang dikenal sebagai holiday heart syndrome.
Dikutip dari Fox News, ahli bedah kardiotorasik Jeremy London menyebut lonjakan kasus serangan jantung hampir selalu terjadi menjelang pergantian tahun.
Bahkan, menurut dia, Malam Natal, 24 Desember, tercatat sebagai hari dengan tingkat risiko serangan jantung tertinggi dalam satu tahun.
Fenomena tersebut dipicu oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.
Tekanan emosional, beban finansial dan perubahan pola hidup selama masa liburan dinilai berkontribusi besar terhadap meningkatnya risiko kardiovaskular.
Konsumsi makanan tinggi garam dan lemak, minuman beralkohol, berkurangnya aktivitas fisik, serta pola tidur yang tidak teratur menjadi kombinasi yang memperberat kerja jantung.
Temuan itu sejalan dengan hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Circulation.
Studi tersebut mencatat bahwa angka kematian akibat serangan jantung di Amerika Serikat paling tinggi terjadi pada 25 Desember, disusul 26 Desember dan 1 Januari.
Penelitian lain di Swedia menunjukkan risiko serangan jantung melonjak hingga 37 persen pada Malam Natal.
Kelompok yang paling rentan adalah lanjut usia serta penderita diabetes.
Masalah kerap memburuk ketika gejala awal diabaikan.
Sejumlah pasien memilih menunda mencari pertolongan medis karena tidak ingin mengganggu suasana liburan atau merasa sungkan meninggalkan acara keluarga.
Pakar jantung Michael Tanoue menekankan pentingnya mengenali sinyal tubuh dan bertindak cepat.
“Tidak ada yang ingin menghabiskan liburan di rumah sakit. Namun, segera mencari bantuan medis saat muncul keluhan yang tidak biasa justru menjadi hadiah terbaik bagi diri sendiri dan keluarga, agar masih bisa menikmati momen-momen berikutnya,” ujar Tanoue.
Para ahli mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga pola makan, membatasi konsumsi alkohol, serta tidak mengabaikan gejala seperti nyeri dada, sesak napas, atau kelelahan ekstrem selama masa libur panjang.(*)



Tinggalkan Balasan